Mataram, suarabumigora.com - Silaturahim yang digagas PWNU NTB yang dihadiri KH. Saifullah Yusuf saat ini menjadi Menteri Sosial RI melibatkan semua unsur Ketua PCNU se-NTB, Badan Otonom NU se-NTB, Lemaga-lembaga PWNU NTB, dan jamaah NU lainnya, bertempat di Kantor PWNU NTB, Mataram (9/11/24).
Prof. Masnun Tahir selaku Ketua PWNU NTB menyampaikan rasa bahagia atas kehadiran Gus Sekjen PBNU sekaligus Gus Menteri Sosial di Kantor PWNU NTB yang saat ini sedang dalam proses finishing pembangunan gedung. Secara spesifik Ketua PWNU NTB menegaskan bahwa semua jajaran kepengurusan NU dari Wilayah hingga Anak Ranting tetap patuh serta taat atas perintah pimpinan organisasi serta aturan yang berlaku. PWNU NTB beserta PCNU se-NTB tegak lurus bersama Rais Aam PBNU Romo KH. Miftachul Akhyar dan KH. Yahya Cholil Staquf.
"Pertama tentu kami sangat bahagia dan mengucapkan selamat datang kepada Gus Sekjen sekaligus Gus Menteri Sosial atas kunjungannya di Kantor PWNU NTB yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. Kami alhamdulillah di PWNU NTB, PCNU se-NTB, hingga Anak Ranting NU tetap patuh dan taat kepada Romo KH. Miftachul Akhyar selaku Rais Aam PBNU juga KH. Yahya Cholil Staquf selaku Ketua Umum PBNU. " tegas Rektor UIN Mataram tersebut.
Merespon hal tersebut KH. Saifullah Yusuf selaku Sekjen PBNU dan Menteri Sosial RI berpesan tentang sikap kepatuhan atas aturan organisasi di lingkungan NU. Karena pandangannya bahwa organisasi NU harus tetap ada koherensi dengan perpaduan kepengurusan yang saling mendukung. Selain tentang kepatuhan berorganisasi dan tanggung jawab sosial organisasi, Gus Ipul juga mengajak pengurus untuk memanfaatkan transformasi digital dalam urusan manajemen dan tata kelola administrasi di NU.
"Jadi begini kami sampaikan dari PBNU bahwa ada tiga hal penting yang perlu kita lestarikan di lingkungan jam'iyyah Nahdlatul Ulama ini. Pertama soal patuh dan taat pada aturan yang berlaku di organisasi. Kedua harus ada koherensi atau kepaduan antara tujuan organisasi di level atas hingga ke bawah. Ini penting untuk penguatan ekosistem sebuah organisasi besar. Ketiga soal bagaimana kita sebagai bagian dari organisasi besar ini mampu memanfaatkan transformasi digital untuk urusan administrasi dan manajemen tata kelola di NU. Kita punya sekarang namanya Digdaya Persuratan, tinggal pencet-pencet untuk tanda tangan dan stempel," ungkap Gus Ipul
sapaan akrabnya.
Kemudian juga Gus Ipul menerangkan soal tanggung jawab Nahdlatul Ulama soal maraknya kasus pelecehan seksual di lingkungan Pondok Pesantren atau lingkungan pendidikan.
"Kita hari ini dihadapkan dengan maraknya kasus pelecehan seksual. Termasuk di kalangan Pondok Pesantren maupun lembaga pendidikan. Oleh sebab itu saya informasikan bahwa saat ini PBNU sudah mulai menyusun strategi pencegahan kekerasan seksual di lingkungan Pondok Pesantren dan lembaga pendidikan. insya Allah dalam waktu dekat kita akan sampaikan konsepnya seperti apa, dan strateginya seperti apa." tegas Mantan Ketua Umum PP GP Ansor tersebut.
Selain tentang kepatuhan berorganisasi dan tanggung jawab sosial organisasi, Gus Ipul juga mengajak pengurus untuk memanfaatkan transformasi digital dalam urusan manajemen dan tata kelola administrasi di NU.
Selain menghadiri silaturrahim dengan jajaran PWNU NTB, Gus Ipul juga sowan ke Muhtasyar PBNU dan Rais Syuriah PWNU NTB, Almukarrom TGH L M Turmuzi Badaruddin di Ponpes NU Qomarul Huda Bagu. Kedatangan beliau disambut meriah oleh jajaran pengurus Ponpes dan ratusan santri Ponpes Qomarul Huda.
0 Komentar