Lombok Timur, suarabumigora.com - Jenazah Gafur Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Dusun Kecego Daya Desa Waringin Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur yang tewas tertembak suku pedalaman saat bekerja di perkebunan sawit di Malaysia, disambut keluarga dan masyarakat dengan tangisan.
Tangisan kesedihan keluarga terngiang saat mobil ambulan Jenazah sampai di lokasi pukul 12.00 Jumat (9/8). Sejumlah masyarakat pun berhamburan keluar menyambut dan melihat langsung peti Jenazah Almarhum Gafur yang dikeluarkan dari dalam mobil Ambulan yang baru sampai.
Sangat jelas hadir saat penyambutan kedatangan Jenazah antara lain, BP3MI NTB Noerman Adhiguna, Kadis Disnakertrans Lombok Timur Muhammad Kheri, Kadis Sosial Suroto, pengurus LIBMI, Ketua SBMI, Camat Suralaga, Kepala Desa serta lembaga pemerhati lainya dan masyarakat
(Belum juga kering tanah kuburan almarhum Gafur, sungguh tega sekali ada Bakal Calon Gubernur yang mempolitisasi pemulangan nya. Tentu keluarga terluka, keluarga yang sedang mengalami duka dan belasungkawa mendalam boleh jadi tak pernah berfikir kalau Jenazah Gafur dilajidkan bahan kampanye salah seorang Bakal Calon Gubernur sebagaimana yang dikatakan oleh Tim Sukses nya bahwa karena bantuan sang Bakal Calon lah Jenazah Gafur bisa dipulangkan.
Padahal publik beberapa hari sebelumnya sudah disuguhkan berita tentang almarhum Gafur, yang sangat diharapkan oleh keluarga bisa dipulangkan ke desa nya kehadapan pangkuan keluarga, dan di tengah kesedihan Keluarga adalah hadir aktivis LBMI (Lembaga Buruh Migran Indonesia) dan lembaga pemerhati PMI lainnya memberikan advokasi dan mendampingi Keluarga Gafur untuk mengurus kepulauan Gafur. Dan diuruskanlah segala sesuatunya mulai administrasi dari Desa yang kemudian diteruskan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Timur dan Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB, yang juga meneruskan pada level lembaga pusat sampai ke KBRI di Malaysia.
Sangat jelas keterangan dari Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB Noerman Adhiguna yang mengatakan bahwa pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia melakukan penangan untuk memproses pemulangan almarhum Gafur.
Kepala BP3MI menjelaskan proses pemberangkatan pemulangan Jenazah almarhum Gafur dari Negara Malaysia dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2024. Proses pemulangannya dari Malaysia melalui jalur darat sampai di Pontianak Kalimantan Barat.
Selanjutnya dari Pontianak Jenazah diterbangkan dan transit di Jakarta, setalah itu dari bandara Jakarta Jenazah almarhum diterbangkan ke bandara internasional Lombok. Serah itu darai bandara dengan mengunakan ambulan Jenazah almarhum langsung di bawa ke kampung halaman almarhum ini.
"Pemulangan dilakukan melalui jalur darat ke Pontianak, dari Pontianak diterbangkan ke Jakarta dan ke Bandara Internasional Lombok," jelasnya.
Jadi sangatlah Jelas apa yang disampaikan oleh Kepala BP3MI NTB, dan mengagetkan kemudian ada oknum Bakal Calon melalui Tim Sukses nya mempolitisasi kepulangan Jenazah Almarhum Gafur, seolah karena bantuan dari sang bakal calon lah, kemudian almarhum Gafur bisa cepat dipulangkan. Pada hal kita semua tahu kasus meninggalnya Gafur menjadi perhatian Nasional dan menjadi kasus yang diatensi khusus oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, BP3MI dan Tentu Kementerian Luar Negeri RI.
Sungguh sangat kurang etis kalau Jenazah saja dipolitisasi, dalam kondisi keluarga sedang sangat berduka. Kalau seperti ini, maka boleh jadi nanti hal-hal lain yg dialami masyarakat pun bisa saja dipolitisasi untuk kepentingan pribadi. Ohhh politik, begitu kejamnya kalau tidak disertai adab dan perasaan empati.
Jangan pernah terulang lagi, untuk kepentingan politik, menghilangkan rasa empati kepada keluarga dan penghormatan kita pada Jenazah yang sudah dikuburkan, siapapun itu walau rakyat kecil sekalipun.(*)
0 Komentar