Agus Susanto Pratomo Direktur Departememt Pengelolaan Uang saat membacakan Plh Kepala BI Perwakilan NTB menyampaikan pengedaran dan penggunaan uang Rupiah di seluruh NKRI merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena Rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi Rupiah juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang.
Disebutkan, terdapat 3 (tiga) tantangan utama Bank Indonesia dalam mengedarkan Rupiah. Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau (17.499 pulau, berbatasan dengan 11 negara tetangga) dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T). Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi. Ketiga, penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan.
Dalam menghadapi tantangan dan menjalankan misi tersebut maka BI selalu mengupayakan adanya perluasan jangkauan layanan ke seluruh wilayah NKRI. Selain melalui 45 titik satuan kerja yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, BI juga bersinergi dengan semua elemen bangsa, seperti perbankan termasuk dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) yang berada di garda terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI melalui operasi patroli pengamanan yang menjangkau seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Sinergi Bank Indonesia dengan TNI Angkatan Laut diperlukan sebagai salah satu upaya di tengah keterbatasan Bank Indonesia dalam melakukan pengedaran uang Rupiah, sehingga misi Bank Indonesia dalam menyediakan uang Rupiah ke seluruh wilayah NKRI khususnya wilayah kepulauan 3T dapat tercapai.
"Sinergi ini secara substansi mempertemukan dua kepentingan yang sama, dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan Rupiah," ungkapnya.
Diceritakan sinergi strategis antara TNI AL dan BI telah dimulai sejak tahun 2012, melalui kegiatan pelayanan kas keliling di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Terluar) di seluruh wilayah NKRI.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu penyediaan uang layak edar di pulau-pulau terluar yang sulit terjangkau dengan transportasi umum. Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan kegiatan lainnya meliputi sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah, Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Penyaluran PSBI diantaranya berupa bantuan sarana pendukung di lingkup sekolah/pendidikan, lingkungan sosial dan kesehatan seperti laptop, printer, proyektor, genset, Al-quran, alat kesehatan dan sembako kepada 22 penerima PSBI yang terdiri dari 17 Sekolah dan 5 Komunitas Desa/Pemuda.
Kegiatan ERB NTB Tahun 2024 ini melibatkan 16 orang on board dari 8 satuan kerja yaitu Departemen Pengelolaan Uang, KPw BI NTB, KPwBI Jawa Tengah, KPwBI Jawa Timur, KPwBI Yogyakarta, KPwBI Tasikmalaya, KPwBI Sulawesi Tengah dan KPwBI Bengkulu. Pemilihan pelepasan di Provinsi Nusa Tenggara Barat juga bermakna strategis karena Provinsi ini dengan luas wilayahnya berupa lautan sebesar 92,4% dan gugusan pulau sebanyak 395 buah juga banyak memiliki pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Sementara itu, Pj Gubernur NTB, Hassanudin merasa senang dan bahagia melepas Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat di provinsi NTB yang masuk wilayah 3T yaitu, Terdepan Terluar dan Terpencil.
"Tentunya menjadi harapan bagi seluruh masyarakat Indonesia, merasakan hal yang sama terkait peredaran rupiah yang layak," ungkapnya.
Selain itu kata Hassanudin, ini merupakan bagian dari edukasi kepada masyarakat untuk mengetahui manfaat uang dan bisa membedakan uang asli dan palsu.
"Harapan kita semua ini menjadi ketahanan ekonomi negara dan itu menjadi bukti kehadiran negara disetiap jengkal wilayah Indonesia," pungkasnya.(lws)
0 Komentar