Mataram, suarabumigora.com Tingginya harga gula pasir belakangan ini menjadi keluhan masyarakat sebagai konsumen. Persoalan ini juga mengundang keprihatinan dari berbagai kalangan, mengingat NTB menjadi salah satu daerah tempat dibangunnya pabrik gula, seperti di Kabupaten Dompu.
Rasa prihatin juga disampaikan Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi (BDRG). Pengusaha perempuan ini mengaku sudah mendapat banyak keluhan dari konsumen terutama kalangan industri rumahan yang membutuhkan gula pasir sebagai bahan baku usahanya.
Menurutnya, NTB seharusnya tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dalam daerah. Meski dengan harga terbaru namun paling tidak PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS), pabrik gula di Kabupaten Dompu itu bisa memenuhi pasar dalam daerah melalui program operasi pasar.
“Pabrik gula itu juga harus 10 atau 20 persen mengalokasi persedian gula itu untuk daerah utama. Pemerintah daerah juga harus menegaskan langsung bahwa ini gula langka harus mengeluarkan juga (gula,red) dengan operasi pasar,” kata Ganefi yang juga Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) NTB, selasa(5/12/12).
Meski demikian, Baiq Diyah yang akrab disapa BDRG ini juga mendorong pemerintah agar memperhatikan managemen stoknya untuk semua jenis kebutuhan pangan, termasuk gula. Jika tidak bisa terpenuhi oleh pasokan pabrik gula di dompu, pemerintah bisa memaksimalkan peran distributor untuk menjaga ketersediaan stok.
“Pemerintah sudah jauh-jauh hari juga harus memikirkan ketersediaan bahan baku produksi di pabrik. Perusahaan juga bagaimana mengembangkan terus menerus lahan tebu, bermitra dengan petani yang ada di lingkar pabrik itu,” terangnya.
Lebih lanjut, selain itu menanam tebu di wilayah NTB atau daerah-daerah yang cocok ditanami tebu. Sehingga perusahaan tidak mengandalkan bahan baku gula mentah dari luar negeri saja untuk memproduksi gula pasir siap dipasarkan.
“Tentu harga beli tebu petani juga harus ideal. Sehingga petani bersemangat menanam tebu kalau melihat potensi harga jual tebu masih bisa menguntungkan,” ucapnya.
“Seharusnya menurut saya, kalau gula pasir ini ya memang tidak perlu dikeluhkan sebenarnya. Karena pemerintah sudah punya data stok dan kebutuhan gula, data itu dijadikan rujukan untuk membuat kebijakan. Makanya itu harus ada langkah-langkah strategis menangani harga gula pasir ini,” tutup BDRG.(lws)
0 Komentar