Mataram, suarabumigora.com - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelarasan Program bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dengan DP3A Kabupaten Kota Se-NTB di Kantor DP3AP2KB, Selasa (14/11/2023).
Pada kesempatan ini, Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB, Nunung Triningsih, mengajak seluruh kepala dinas DP3A maupun perwakilannya, untuk meningkatkan sinergi dalam menekan angka kekerasan dan pernikahan anak.
"Mari kita sama-sama dan bersinergi, kita tidak akan bisa bekerja sendiri, karena kita saling terlibat," ungkapnya.
Dijelaskannya, tingkat kekerasan di provinsi NTB ini, baik pada perempuan ataupun anak memiliki penurunan, sebelumnya di tahun 2022 angka kekerasan mencapai 1.154 turun menjadi 664 di tahun 2023 ini, harapannya angka ini terus menurun dari tahun ke tahun.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Kepala DP3AP2KB salah satu penekanan yang terdekat saat ini adalah membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah-sekolah sesuai dengan amanat Permendikbud nomor 46 Tahun 2023 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Sekolah.
"Pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di satuan pendidikan itu sudah diatur dalam Permendikbud 46, jadi mari kita sama-sama berkoordinasi dengan Dikbud masing-masing kabupaten kota untuk membentuknya," tutur Ibu Nunung.
Untuk permasalahan pernikahan anak, Ibu Nunung menekan pentingnya sosialisasi terkait bahayanya pernikahan anak, mulai dari masalah kesehatan rahim, mental yang belum siap, kesehatan anak pasca kelahiran, hingga kematian ibu saat melahirkan.
"Perkawinan anak menjadi salah satu penyumbang tertinggi jumlah anak Stunting di NTB, ini perlu penyadaran kepada masyarakat dan perangkat desa, dusun atau lingkungan," terangnya.
Untuk itu, Ibu Nunung menekan kembali kepada para peserta rapat koordinasi untuk tetap kompak dalam beker, agar program-program yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.(lws)
0 Komentar