Pelatihan drone konservasi |
Lombok Timur, suarabumigora.com - Maxdrone Tekno berkolaborasi dengan Geopark Rinjani dan Bengkel Drone Jogja menggelar workshop conservation drone pada 9 – 11 Desember di Sambelia, Lombok Timur. Pelatihan ini ditujukan pada pegiat konservasi dan pariwisata untuk menunjang kegiatan mereka di lapangan. Kegiatan ini juga diikuti mahasiswa dan akademisi yang terkait dengan isu konservasi dan pemetaan.
“Antusiasme peserta cukup tinggi, ini terlihat dari banyaknya pendaftar mencapai 86 orang. Tapi karena keterbatasan waktu dan tempat, untuk gelombang pertama ini kami terima 12 orang. Kami berterima kasih kepada BRIDA NTB yang telah mendukung program kami,’’ kata Direktur Maxrone Tekno Lalu Yazid Sururi.
Alumni James Cook University Australia ini menjelaskan tujuan utama workshop tersebut mendorong penggunaan teknologi informasi untuk tujuan pembangunan berkelanjutan. Lebih spesifik terkait pemanfaatan drone untuk analisa spasial, hal ini dapat digunakan bagi komunitas/masyarakat untuk memperjuangkan hak mereka dalam hal pemanfaatan ruang.
“Jadi teman-teman pegiat konservasi dan pokdarwis misalnya, mereka bisa bikin peta wilayah kerja mereka,'' katanya.
Pemetaan ini bukan sekadar garis-garis di bidang datar atau mengambil dari google maps. Tapi di dalam workshop ini peserta dilatih memanfaatkan teknologi drone. Drone yang selama ini hanya digunakan untuk mengambil gambar dan video, bisa juga untuk pemetaan.
Giat saat pelatihan |
Salah satu pemanfaatan drone itu adalah fotogrametri, atau teknik pemetaan melalui udara. Foto yang dihasilkan dari drone akan diolah menggunakan software dan akan memberikan banyak informasi.
“Dengan teknik ini, kualitas peta yang dihasilkan lebih bagus. Secara visual juga lebih menarik,’’ kata Yazid.
Pemanfaatan tekonologi drone dalam pemetaan sudah berkembang pesat. Data yang akan dinalisasa tergantung dari pemanfaatan. Misalnya untuk kawasan pesisir bisa digunakan untuk mengukur kesehatan terumbu karang, kesehatan hutan mangrove. Dalam konteks yang lebih besar, pemetaan dengan drone juga bisa memetakan satu kawasan, mulai dari bukit hingga pantai.
“Pemanfaatannya untuk kebijakan pemanfaatan berbasis kawasan,’’ katanya.
General Manager Geopark Rinjani Farid Zaini mengatakan, perkembangan teknologi dalam memudahkan pekerjaan di lapangan. Dia mencontohkan, jika dulu harus turun ke lapangan untuk pemetaan, pemantauan kondisi lingkungan, sekarang cukup melalui drone yang dioperasikan dari jarak jauh. Biaya yang dikeluarkan lebih sedikit, waktu lebih cepat, dan menjamin keselamatan.
“Misalnya ada kebakaran di satu kawasan hutan, dengan drone akan cepat diidentifikasi, cepat diketahui luasan dan pola sebarannya. Sehingga penanganannya bisa lebih tepat,’’ katanya.
Foto bersama saat pelatihan |
Untuk pegiat konservasi dan pegiat pariwisata, pemanfaatan drone untuk pemetaan ini bisa menjadi bahan mereka untuk merancang program berkelanjutan. Dengan basis data spasial dan visual yang sudah dianalisa, pegiat konservasi dan pariwisata tahu kondisi wilayah kerja mereka. Mereka bisa merancang kegiatan yang sesuai dengan kondisi itu. Mereka juga bisa membantu pemerintah desa setempat untuk merancang perencanaan pengembangan wilayah.
“Setelah workshop ini kami harapkan peserta bisa menerapkan ilmu yang diperoleh dan yang terpenting bisa menyebarluaskannya,’’ katanya.
Salah seorang peserta, Fatahul Arifin mengatakan, workshop ini memberikan ilmu baru pengoperasian drone. Kini dia mengoperasikan drone untuk kebutuhan dokumentasi, dan bisa membuat perencanaan pemetaan menggunakan drone.
“Nanti bisa kami petakan kawasan kami, apalagi baru-baru ini pernah terjadi longsor,’’ kata anggota Pokmaswas Pandanan, Lombok Utara ini.
Lokasi komunitasnya ada di pesisir pantai Desa Malaka, Kecamatan Pemenang. Komunitas ini mengelola wisata laut. Kegiatan mereka transplantasi terumbu karang, beach clean up. Arifin mengatakan, daerah Malaka selama ini rentan bencana banjir dan longsor. Karena itu dia ingin membuat pemetaan kerentanan di daeranya. Sehingga bisa mencari upaya untuk mencegahnya.
“Karena yang terdampak kami di hilir, waktu banjir kemarin laut jadi tercemar. Ini tentu akan mengganggu terumbu karang,’’ katanya. (sat)
0 Komentar