Suasana pasca abrasi di lingkungan Muara Putat |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Gelombang pasang terjadi di kawasan pesisir Dusun Muara Putat Desa Pemenang Timur. Hal ini mengakibatkan lima rumah di kawasan tersebut mengalami kerusakan.
"Lima rumah warga rusak," ujar Kepala BPBD KLU M Zaldy Rahadian, Jumat (23/12/2022).
Dikatakannya, berdasarkan informasi BMKG kondisi jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) diprediksi mengalami curah hujan tinggi disertai angin. Hal ini tidak hanya terjadi di KLU, namun juga hampir di seluruh daerah Indonesia.
"Apalagi di NTB itu potensinya sangat luar biasa," sambungnya.
Berbicara soal abrasi di Muara Putat, Zaldy membenarkan ada lima rumah yang terdampak. Namun dari jumlah tersebut, hanya dua unit yang merupakan rumah permanen yang salah satunya merupakan rumah tahan gempa (RTG). Sedangkan tiga lainnya merupakan rumah singgah menurut informasi pihak desa.
"Rumah singgah ini, jadi warga yang baru habis melaut mampir di situ sebentar saja, dua saja yang permanen dan tempati," bebernya.
Tiga rumah singgah ini, kata mantan kepala Dinas PUPR KLU ini sama seperti berugak. Hanya bagian pinggir ditutupi dengan tembok triplek.
"Karena itu hanya sebagai tempat singgah saja," katanya.
Lebih lanjut di kawasan tersebut tinggal sebanyak 35 KK. Informasi dari puluhan KK ini, abrasi tersebut cukup parah lantaran masuk hingga 10 meter ke pinggi pantai. Sementara ini, seluruh warga di kawasan tersebut sudah siap untuk direlokasi.
"Seperti apa nanti, itu kita sampaikan ke pimpinan dulu, karena memang ini lintasnya stakeholder, jadi semuanya harus kita libatkan," jelasnya.
Terkait kerugian, jumlahnya diakui Zaldy tidak besar. Hanya saja, persoalan psikologi warga terdampak ke depannya menjadi hal terpenting. Sebab masyarakat saat ini tentu merasa tidak nyaman untuk tinggal di kawasan tersebut.
Kondisi salah satu rumah nelayan |
"Memang ini tidak bisa kita nilai dari persoalan uang, tapi bagaimana psikologi mereka beberapa hari bahkan berbulan-bulan," tegasnya.
Ditambahkannya, beberapa warga terdampak sudah mengungsi ke rumah keluarganya. Sebagiannya lagi direlokasi ke kawasan yang tidak terlalu jauh dari lokasi rumahnya.
"Harus dekat sana karena mata pencaharian mereka adalah nelayan," katanya.
"Kami bersama Damkar sudah turun untuk membersihkan puing-puing itu, karena semalam Pak Kades juga meminta agar warganya dibantu," tandasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD KLU I Nyoman Sudiarta mengatakan, gelombang pasang terjadi pada Kamis malam pukul 21.34 Wita. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.
"Sehingga berimbas kepada pemukiman dan kerusakan pada 5 rumah warga," katanya.
Dikatakannya, kelima rumah tersebut di antaranya RTG milik Inak Rumenah. Rumah ini mengalami kerusakan pada pondasi dan balik atas yang putus. Pemilik rumah dan keluarganya kini sudah mengungsi ke rumah kerabat.
Rumah permanen kedua milik Asan Basri mengalami kerusakan pada pondasi. Namun pemilik rumah dan keluarga memutuskan untuk tidak mengungsi seperti Inak Rumenah.
Tiga rumah lainnya merupakan rumah singgah milik Marjuki, Mayanah, dan Nasrudin. Kondisi rumah singgah ini roboh dan rusak parah.
"Totalnya ada lima KK dan 13 jiwa," sambungnya.
Lebih lanjut Sudiarta mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk assessment dan membantu evakuasi hingga pembersihan material rumah yang rusak.
"Evakuasi dibantu Kepala Desa Pemenang Timur, Pusdalop & TRC-PB BPBD KLU, dan Satgas Pemadam Kebakaran Posko Pemenang," pungkasnya. (sat)
0 Komentar