Lombok Tengah, suarabumigora.com - Kepala Desa Karang Sidemen Yuda Praya Cindra Budi dampingi Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat meninjau posyandu Cempaka 1 di Wilayah Dusun Karang Sidemen Batukliang Utara Lombok Tengah, Selasa (0/9/08/2022).
Bersama Umi Rohmi sapaan akrab Wagub Kepala Desa Karang Sidemen Yuda Praya Cindra Budi menyebutkan angka stunting di Desa Karang Sidemen masih tinggi seluruhnya 133, dan di wilayah Dusun Karang Sidemen Atas berjumlah 28 dari 43 sasaran balita.
"Saat ini sasaran jumlah balita dari 28 angka stunting tinggal 10 saja yang belum selesai," jelasnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Desa sementara ini hanya bisa menganggarkan untuk 6 bulan dari dana ADD. Sehingga diharapkan tahun depan akan menganggarkan yang fokusnya untuk masalah kesehatan.
Selain itu, masalah fasilitas dan peralatan posyandu cukup memadai disemua tempat posyandu yang ada di desa Karang Sidemen. Terkait timbangan, tidak semua posyandu menggunakan timbangan digital masih ada beberapa yang masih menggunakan timbangan dacin," ujarnya.
"Kami optimis angka stunting tahun depan bisa menurun hingga 70 persen dan akan perioritaskan kelengkapan fasilitas posyandu sesuai arahan buk Wagub," tandas Kades termuda di Lombok Tengah.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah melakukan kunjungan setelah pada sebelumnya mengunjungi posyandu di wilayah Selagalas dan Narmada.
Wagub mengapresiasi posyandu di desa Karang Sidemen yang sudah bisa dikatakan bagus pelayanannya berjalan aktif sebagai upaya mencegah angka stunting.
Umi Rohmi mengatakan sesuai yang disampaikan oleh Kades tersebut bahwa angka stuntingnnya persentasenya mencapai 40 persen lebih.
"Jangan khawatir, stunting bisa diatasi apalagi dengan anggaran yang disediakan oleh pemerintah desa. Karena fasilitas dan peralatan posyandu itu tidak mahal-mahal. Kalau mau, pasti bisa dengan dana desa," tegas Umi Rohmi.
Selain itu, Wagub mengingatkan tugas Tim Percepatan Penurunan Stunting (TTPS) berbasis desa yang anggotanya adalah para kepala dusun yang tugasnya untuk menyakinkan kepada seluruh anak stunting untuk mengkonsumsi protein hewani, setiap hari harus terus makan makanan yang sehat, tetap mendapatkan vitamin dan lain sebagainya.
"Kuncinya yang penting terjaring semua balitanya diukur dan penanganannya secara benar sehingga otomatis stunting bisa turun dan semua anak-anak menjadi sehat," pungkasnya.
Tak lupa juga, Umi Rohmi mengingatkan bahwa tolak ukur keberhasilan menjadi kepala desa, bukan pada bagusnnya infrastruktur jalan yang mulus melainkan SDGs. Berbicara itu berarti ukurannya adalah kesehatan, angka stunting, kematian bayi, kematian ibu hamil, perkawinan anak termasuk kondisi pendidikan dan ekonomi serta pengelolaan sampahnya baik tidak dan lain sebagainya.
"Itulah ukurannya sekarang, kalau posyandunya aktif seperti ini saya optimis sekarang boleh 28, tapi kita lihat 3 bulan, 6 bulan kedepan angka stuntingnnya bisa turun sehingga harus terus diawasi bersama untuk memastikan pemberian telur setiap hari bagi anak-anak stunting," tutupnya. (lws)
0 Komentar