Penanaman secara bersama Talas Beneng di Gangga |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Talas Beneng merupakan komoditi baru di dunia pertanian Lombok Utara, tanaman yang merupakan bahan baku rokok herbal tersebut digadang-gadang mampu menjadi solusi tepat guna meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama di masa pemulihan ekonomi pascapandemi. Tentu saja bumi Tioq Tata Tunaq merupakan lokasi yang tepat untuk pengembangan komoditas ini.
Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu, yang memimpin acara Penanaman Talas Beneng di Desa Genggelang, Gangga, Jumat (4/3/2022) tersebut mengapresiasi PT Petaning Karya Mulia sebagai mitra petani yang membawa komoditas ini ke Lombok Utara. Bupati menilai, langkah ini adalah solusi tepat bagi peningkatan kesejahteraan petani.
"Kami bersyukur, karena perusahaan (PT Petaning Karya Mulia) bermitra dengan petani kami di sini, insyaallah ini hal yang positif bagi kesejahteraan petani kita," jelas Djohan.
Djohan juga menjelaskan, hasil pertanian di Lombok Utara rata-rata merupakan komoditas unggul, seperti Vanili yang diceritakannya sebagai vanili terbaik di dunia. Baru-baru ini petani KLU juga melakukan panen raya Sorgum yang langsung diekspor menuju Malaysia dan Timor Leste.
Acara penanaman Talas Beneng |
"Komoditas terbaik kita miliki, kata Bank BI, Vanili kita yang terbaik di dunia. Kita juga melakukan ekspor Sorgum pascapanen kemarin," kata Djohan.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur PT Petaning Karya Mulia Endang Lestari menjelaskan, petani tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga, karena di kontrak yang sudah ditandatangani petani dan perusahaan, harga jual dari petani sudah tercantum dan selama masa kontrak tiga tahun harga tersebut tidak bisa dirubah.
"Jangan khawatir, kami menjaga stabilitas harga dengan mencantumkannya di MoU sehingga tidak dapat dirubah sampai kontrak berakhir. Ini cara kami menjaga stabilitas harga bagi petani," papar Lestari.
Ia menjelaskan membutuhkan sekitar 200 hektar lahan untuk penanaman Talas Beneng di NTB, setelah itu jika bahan baku bisa terpenuhi di NTB ada kemungkinan akan dibangun pabrik rokok herbal di Lombok Utara. Sementara saat ini di KLU baru tersedia sekitar lima hektar lahan untuk Talas Beneng.
"Kita butuh 200 hektar, jika memang bahan baku mencukupi dari produksi petani kita, bisa saja kita buat pabrik rokok nanti di sini," tambah Lestari.
Acara penanaman Talas Beneng di Gangga |
Ia menjelaskan, Talas Beneng yang ditanam hari ini akan siap dipanen dalam empat bulan ke depan, kemudian setelah itu dapat dilakukan panen setiap bulan selama tiga tahun. Daunnya akan dibeli perusahaan sebagai bahan baku rokok herbal "Kalpataru" yang dihargai Rp 1.000 per kilogram untuk daun basah dan Rp 18.000 untuk daun kering. Selain itu perusahaan juga akan membeli tunas dan umbi dari Talas Beneng yang dihasilkan petani.
"Dengan prospek seperti ini kami yakin adanya Talas Beneng di KLU dapat menciptakan peluang dan lapangan kerja baru bagi masyarakat," pungkas Lestari
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) KLU Tresnahadi menjelaskan, penanaman Talas Beneng akan dilakukan di lahan-lahan perkebunan dan hutan setempat. Pasalnya Talas Beneng merupakan tanaman tumpang sari, sehingga tidak diperlukan lahan persawahan untuk talas ini.
"Kita akan tanam di perkebunan, sehingga tidak mengganggu lahan sawah yang memang akan kita fokuskan untuk tanaman pangan," jelas Tresnahadi.
Penanaman perdana tersebut dihadiri Bupati Lombok Utara, Wakil Direktur PT Petaning Karya Mulia, Kepala Biro Pertanian Provinsi NTB, Kepala Bappeda KLU, Kepala DKP3 KLU, Kepala Dinas P2KB-PMD KLU, Kepala Dinas Koperindag KLU, Kepala Bakesbangpol KLU, DPRD KLU, Camat Gangga, Kepala Desa Genggelang, dan beberapa kelompok tani setempat. (sat)
0 Komentar