Pelepasan benur udang Vanamei |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Program budidaya udang Vanamei dengan sistem kolam bundar di Kabupaten Lombok Utara yang dimulai sejak tahun 2019 lalu dinilai berhasil menghasilkan nilai tambah dan kesejahteraan bagi warga pesisir. Program yang dikelola oleh para istri nelayan tersebut kini kembali digelontorkan Pemda KLU. Tahun ini Pemda mengucurkan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar untuk memfasilitasi tiga kelompok petani udang Vanamei, masing-masing satu kelompok di Desa Segara Katon, Gangga dan dua kelompok di Desa Sukadana, Bayan. Program untuk tahun ini dimulai dari acara Pelepasan Benur Udang Vanamei yang dilakukan Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu di lokasi kolam bundar Dusun Lempenge, Desa Segara Katon, Kamis (25/11/2021).
Dalam sambutannya, Bupati Djohan menyatakan, program budidaya udang Vanamei dinilai berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Di samping itu, menurutnya, pengelolaan yang dilakukan oleh perempuan adalah hal yang tepat.
"Kita sudah melihat hasilnya, ini bagus dan harus kita lanjutkan. Ini juga tepat karena dikelola perempuan, karena perempuan memang lebih teliti dalam mengelola hal semacam ini," ujar Bupati Djohan.
Ia menambahkan, proses peneliharaan udang Vanamei hingga waktu panen dinilai relatif mudah dan singkat. Dalam waktu tiga bulan petani sudah bisa melakukan dua kali panen, panen parsial (pengurangan volume kolam) dan panen total (panen semua udang). Dengan harga yang relatif tinggi sekitar Rp 60 ribu per kilogram dan pemasaran yang sudah direncanakan, ia berharap ini dapat menjadi solusi ekonomi dari dampak pandemi.
Pelepasan benur udang Vanamei |
"Harganya relatif mahal, pemasaran juga sudah dirancang. Jelas kami berharap ini solusi bagi para petani, terutama sebagai solusi ekonomi akibat pandemi," tambah Bupati.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) KLU Tresna Hadi menuturkan, Pemda KLU mengucurkan sekitar Rp 1,2 miliar untuk tiga kelompok tersebut (Segara Katon dan Sukadana). Dana tersebut untuk membiayai sarana-prasarana dan pakan, sementara untuk benur (bibit udang) petani membeli sendiri.
"Ini anggarannya sekitar Rp 1,2 miliar, untuk sarana-prasarana dan pakan, kalau benur petani diminta usaha sendiri, bisa beli dan bisa juga berhutang di rekanan, nanti bisa dibayar saat panen parsial," jelas Tresna.
Dalam kurun waktu sejak 2019, sudah terbentuk sejumlah 10 kelompok budidaya udang Vanamei di KLU. Sejumlah 200 kolam bundar telah dibangun dan dikelola oleh 400 orang perempuan pesisir.
Tresna menyebutkan, kelompok petani udang Vanamei tidak perlu khawatir terkait pemasaran, karena hal tersebut sudah disiasati dengan menggandeng pengusaha udang Vanamei seperti UD MSA. Rekanan tersebut telah bersedia menyediakan benur yang dapat dihutang oleh petani, serta bersedia membeli hasil panen petani. Guna mensiasati stabilitas harga, kelompok dan rekanan sudah mengadakan kesepakatan agar tidak melakukan panen serentak, sehingga produksi dapat dikontrol dan harga tetap stabil.
Foto bersama usai pelepasan benur |
"Kita sudah carikan rekanan, mereka sudah mengadakan kesepakatan dengan kelompok, untuk penyediaan benur dan membeli hasil panen petani, serta mensiasati stabilitas harga," ungkapnya.
Ungkapan rasa senang muncul dari Ketua Kelompok Petani Udang Vanamei Kolam Bundar Lempenge Misnawati, istri nelayan tersebut merasa bersemangat menyambut program budidaya udang Vanamei. Pasalnya, dengan program tersebut ke depan ia bisa membantu suami dalam hal ekonomi serta membantu biaya sekolah anaknya.
"Alhamdulillah, dengan ini kita bisa bantu suami cari uang, dan ke depan tidak perlu kita kawatir lagi, semoga ini juga bisa membantu biaya sekolah anak-anak kami," ucapnya bersyukur.
Direktur UD MSA, Aryani Rahmawati menyebutkan, pihaknya telah berkomitmen pada kelompok petani udang Vanamei untuk memberikan pembinaan dan transfer ilmu, guna mencetak para petani mandiri. Bahkan, pihaknya sedang mempersiapkan training center (pusat pelatihan) untuk kelompok-kelompok tersebut.
Kolam bundar udang Vanamei |
"Kami berkomitmen memberikan pembinaan kepada kelompok, bahkan kami sedang menyiapkan training center bagi mereka di lokasi tambak kami," ujar Aryani.
Rencananya, masing-masing kelompok dapat mendelegasikan lima orang untuk terlibat dalam pelatihan di UD MSA tersebut. Training center tersebut dipusatkan di tambak yang dimiliki UD MSA.
Selain itu, Aryani membenarkan, pihaknya sudah membanti para petani mulai dari penyediaan modal, bibit, pakan, hingga memfasilitasi penjualan hasil panen petani.
"Kami dari awal (2019) sudah berkomitmen seperti itu dan hingga sekarang, kami membantu mulai dari permodalan, benur, pakan, hingga penjualan hasil panen, bahkan kami berikan petani pinjaman," tambahnya.
Kegiatan Pelepasan Benur Udang Vanamei di kolam bundar Dusun Lempenge tersebut dihadiri oleh berbagai kepala OPD, kelompok petani, perwakilan rekanan, serta masyarakat setempat. Tidak lupa, Djohan Sjamsu mengingatkan kepada hadirin untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. (sat) oi
0 Komentar