Kepala Desa Mambalan Terpilih Sayyid Abdollah Alkaff (kiri) bersama Perwakilan Organisasi 10 Millio FA Hungaria Mark Gauder, sedang menanam pohon Flamboyan |
Lombok Barat, suarabumigora.com - 17 Agustus 1945, tepat 76 tahun lalu Indonesia merdeka, tanggal itu akan terkenang setiap tahunnya bagi semua warga Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Berbagai cara menghelat peringatan kemerdekaan dilakukan oleh warga, khusus di Desa Mambalan kegiatan peringatan HUT ke-76 RI diperingati dengan menanam kurang lebih 1.500 bibit pohon Flamboyan (bunga api), penanaman ini juga ditujukan untuk mengenang hari jadi Desa Mambalan ke-350 tahun.
Berbagai pihak datang berpartisipasi dalam kegiatan penanaman pohon yang dilakukan di hampir seluruh wilayah Desa Mambalan ini, mulai dari pinggir jalan raya, sepadan sungai, hingga ke kebun-kebun dan halaman warga. Mulai dari Pemerintahan Desa, TNI AD, TNI AU, Ibu-ibu PKK, Karang Taruna, beserta seluruh elemen lembaga desa dan masyarakat Mambalan. Selain itu hadir pula komunitas-komunitas pecinta lingkungan dari dalam maupun luar negeri. Komunitas-komunitas tersebut di antaranya Palm Tri Foundation, Pawang Rinjani, Matakali, Kalpa Saga, Lombok Ocean Care, Persatuan Alumni Sarjana Hukum Universitas Muhammadiyah, Komunitas Yuk Ngaji Lombok, Komunitas Sholawat Al-Muhajir, hingga Komunitas 10 Millio FA dari Hungaria.
Kepala Desa Mambalan Terpilih, Sayyid Abdollah Alkaff atau yang lebih dikenal dengan Apink Alkaff, menyatakan penanaman pohon sebagai filosofi dari sebuah awal atau sebuah fondasi pembangunan desa ke depan. Menurutnya ini hanya letupan kecil sebagai pemicu yang kemudian ke depan akan aterus dilakukan penanaman maupun pemeliharaan secara berkelanjutan.
"Kita menanam akar, nanti akan memetik bunga ataupun buah begitulah filosofi pembangunan. 1.500 Flamboyan ini adalah langkah awal sebagai letupan yang kemudian akan kita lakukan secara berkelanjutan," ujar Kepala Desa yang baru saja terpilih bulan lalu (Juli 2021) itu.
Foto bersama saat kegiatan penanaman |
Ke depan, Apink Alkaff memiliki cita-cita untuk melihat Mambalan sebagai desa konservasi. Melakukan berbagai pembangunan dengan konsep berbasis konservasi alam. Ia mengatakan, pohon sebagai sumber oksigen sehingga penanaman pohon yang dilakukannya ia sebut sebagai investasi nafas masyarakat.
"Ke depan pembangunan apa pun di desa harus berdasarkan kajian dan berbasis konservasi. Kita menanam pohon untuk menghasilkan oksigen, oksigen untuk bernafas, sehingga sederhananya kami sedang melakukan investasi nafas bagi anak cucu kita di masa mendatang," jelas pendiri Komunitas Matakali dan Pawang Rinjani tersebut.
Sambutan hangat dari berbagai pihak untuk kegiatan penanaman tersebut, di antaranya dari Mark Gauder, perwakilan dari Organisasi 10 Millio FA Hungaria tersebut menyatakan ini adalah langkah awal yang menjanjikan, sebagai komunitas lingkungan internasional ia menyatakan akan merangkul Desa Mambalan sebagai objek konservasi.
"Nanti kami yang akan membantu mencarikan dana, teman-teman di sini tinggal menanam saja, lalu hasilkanlah oksigen dari pohon-pohon tersebut. Langkah awal yang baik dan menjanjikan," ujar Warga Negara Hungaria yang telah fasih berbahasa Indonesia tersebut.
Selain itu, sambutan hangat datang pula dari TNI Angkatan Udara Letnan I Elektronika Edi Ismanto, PGS Kabinpotdirga Lanud Zam. Melihat giat masyarakat bersemangat dalam penanaman pohon ini, ia optimis Mambalan akan menjadi desa hijau yang dikenal akan kelestariannya suatu saat nanti.
"Saya optimis, Mambalan ke depan akan dikenal sebagai desa hijau nanlestari," paparnya bersemangat.
Semangat para pemuda Desa Mambalan |
Berbagai elemen masyarakat pun memberikan dukungan serta komentar positif terkait kegiatan ini. Fatimah Azzahra dan Baiq Filla, yang merupakan unsur pemuda Desa Mambalan mengaku girang mengikuti kegiatan tersebut. Pasalnya ini pertama kalinya bagi mereka dan merasa hal-hal semacam ini harus dilakukan lebih intensif.
"Ini kali pertama penanaman pohon massal di sini, kami sangat senang, sebagai pemuda kami memiliki kesadaran tentang lingkungan, sehingga nanti penanaman ini harus dilakukan lebih intensif lagi," ujar mereka.
Acara penanaman berjalan sukaria dan meriah, dengan sajian jajanan lokal dan iringan sholawat serta musik hadroh. Namun tentu saja kegiatan berlangsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. (sat)
0 Komentar