Latihan landing (mendarat) bagi para Penerbang Siswa |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Tofografi Lombok Utara yang membentang dari wilayah pegunungan, perbukitan hingga laut, menjadikan Lombok Utara sebagai daerah potensial untuk olahraga Paralayang. Berbagai perbukitan yang berhadapan langsung dengan laut menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat olahraga yang menguji adrenalin ini.
Menindaklanjuti potensi tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lombok Utara (KLU) memberikan pelatihan dan lisensi kepada 35 orang Penerbang Siswa menjadi Penerbang dengan kualifikasi P1 (Novice Pilot). Pemberian lisensi ini diberikan di Loby Kantor Sementara Disbudpar KLU (Gedung Hortikultura KLU, Pemenang) pada Kamis (29/7/2021).
Kepala Disbudpar KLU Vidi Eka Kusuma menyampaikan, pemberian lisensi ini sebagai tindak lanjut dari potensi pariwisata daerah. Paralayang merupakan olahraga sekaligus sebagai atraksi wisata yang mulai familiar dan dilirik akhir-akhir ini. Lombok Utara membutuhkan para putra daerah untuk menekuni Paralayang sehingga dari segi sumber daya manusia Lombok Utara telah siap menjadikan Paralayang sebagai destinasi dan atraksi wisata.
"Kita melihat ini sebagai potensi daerah, sehingga daerah harus menyiapkan sumber daya manusia di bidang tersebut, agar daerah siap dan kita tidak perlu mendatangkan instruktur dari luar," ujar Vidi.
Meski demikian, Vidi tidak menyangkal, bahwa kondisi pariwisata di Lombok Utara tengah melemah akibat Covid-19. Di balik itu, Vidi meyakini olahraga Paralayang dapat dijadikan sebagai motor pembangkit pariwisata KLU, sebagai alat promosi wisata sekaligus alat promosi penerapan protokol kesehatan.
"Tidak bisa kita pungkiri akibat Covid-19 ini wisata kita melemah. Namun olahraga ini juga dapat dijadikan sebagai penggerak promosi maupun sosialisasi prokes," ungkap Vidi.
Sementara itu, Instruktur Profesional Paralayang dan Paramotor Indonesia Kapten Infanteri Mochammad Aly, yang saat ini dinas di Batalyon Infanteri 742/SWY, menyatakan kekagumannya terhadap potensi paralayang di KLU. Ia mengungkapkan jarang ada lokasi berbukit yang kemudian berhadapan dengan bibir pantai. Namun topografi seperti itu banyak dijumpai di KLU.
Foto bersama usai pemberian lisensi |
"Topografi KLU ini luar biasa, kalau kondisi angin itu normal saja bisa kita prediksi, tapi banyaknya bukit yang behadapan dengan bibir pantai. Saat kita terbang apalagi ada sunset (matahari tenggelam) indahnya tidak bisa dijelaskan," ungkap kagum salah satu Atlet Nasional Paralayang tersebut.
Menilik potensi sumber daya manusia yang telah diberikan pelatihan dan lisensi hari ini, ia mengaku antusias dan berharap semoga para Penerbang P1 tersebut dapat memperkaya pengalamannya secara mandiri.
"Tidak ada yang instan, saya juga tidak menjadi seperti ini secara tiba-tiba. Sudah 20 tahun saya menggeluti dunia Paralayang, dan banyak pengorbanan juga yang kita lakukan, jadi semoga para Penerbang P1 ini tidak menunggu bantuan saja, tapi bisa bangkit sendiri," harapnya.
Ditemui usai pemberian lisensi, salah satu peserta pelatihan Paralayang Anggita menjelaskan, pelatihan ini merupakan satu tangga untuk menggapai cita-citanya. Pasalnya, Gadis asal Pemenang tersebut memiliki cita-cita sebagai Atlet Paralayang.
"Ini hal yang besar bagi saya, cita-cita saya menjadi Atlet Paralayang, jadi lisensi ini adalah bagian penting dari cita-cita saya," paparnya sumringah.
Anggita juga berharap agar olahraga Paralayang dapat menjadi olahraga yang populer di Lombok Utara sehingga ia dapat mengasah kemampuannya secara maksimal.
"Semoga olahraga Paralayang menjadi besar di Lombok Utara, agar kemampuan kita dapat tetap kita asah, sehingga menjadi lebih profesional," tutupnya. (sat)
0 Komentar