Proses evakuasi bangkai Paus Pilot |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Warga Dusun Teluk, Desa Sukadana, Bayan, Lombok Utara, digegerkan dengan penemuan bangkai hewan laut langka, hewan tersebut adalah jenis Lumba-lumba besar yang kerap disebut Paus Pilot. Disebut Paus pilot karena memang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan Lumba-lumba pada umumnya. Paus Pilot sepanjang lima meter, dengan berat kurang lebih satu ton tersebut ditemukan terdampar dalam kondisi sudah membusuk, pada Kamis (3/6/2021) pukul 18.30 Wita.
Warga menemukan adanya bangkai penyu di dalam tenggorokan bangkai tersebut, sehingga diduga paus tersebut tewas akibat kesulitan bernafas karena tersedak oleh bangkai penyu yang dimakannya.
Menurut laporan BIPKA Wiraguna, Bhabinkamtibmas Desa Sukadana, bangkai Paus Pilot tersebut kurang lebih berukuran panjang lima meter dengan berat sekitar satu ton. Dikutip dari Atlantic Whale dan Dolphin Foundation, memang ukuran panjang Paus Pilot rata-rata 5,5 meter hingga 7,5 meter dengan berat 1,3 ton untuk betina dan 2,3 ton untuk jantan.
"Panjangnya sekitar lima meter, dan beratnya kira-kira satu ton. Saat ditemukan kami belum bisa langsung mengevakuasi, akhirnya setelah berkomunikasi dengan pihak desa, kepolisian, dan pihak BPSPL Denpasar Wilayah NTB, kami bisa mengevakuasinya hari ini," jelas Wiraguna, pada Jumat (4/6/2021).
Bangkai Paus Pilot yang sedang diikat untuk ditenggelamkan |
Ia menyebutkan, evakuasi dilakukan ke tengah laut untuk menghindari terjadinya ledakan tubuh paus. Evakuasi dilakukan dengan mengikatkan benda berat pada tubuh paus agar bangkai tersebut bisa tenggelam dan terurai di dalam laut.
"Alhamdulillah, kami sudah bisa evakuasi hari ini, kita ikatkan benda berat ke tubuh paus, agar tenggelam, dan mampu terurai di dalam laut," tambahnya.
Sementara itu, ditemui di pesisir pantai usai evakuasi, Johandi, salah satu nelayan yang juga merupakan saksi mata terdamparnya bangkai paus tersebut mengemukakan adanya bangkai penyu pada saluran kerongkongan bangkai paus tersebut, ia juga menjelaskan ada beberapa ikan parasit yang menempel pada tubuh paus itu.
"Mungkin mati karena kesulitan bernafas akibat gagal menelan penyu yang dimakannya. Di tubuh ikan itu juga ada ikan-ikan lain yang menempel," papar Johandi.
Peristiwa terdamparnya paus ini, menurut Johandi, adalah bukan yang pertama kalinya. Tahun lalu peristiwa serupa juga terjadi di pantai yang sama.
"Tahun lalu juga di sini terdampar bangkai ikan paus, ini peristiwa yang ke-dua kalinya," tutup Johandi, setelah ikut melakukan evakuasi.
Menurut data yang dihimpun tim suarabumigora.com dari Atlantic Whale dan Dolphin Foundation, dikatakan kematian Paus Pilot dapat disebabkan hal-hal seperti di atas, namun yang kerap terjadi adalah kerusakan sonar atau alat navigasi alamiah yang ada pada paus sehingga menyebabkannya tersesat ke pantai. Disebutkan, habitat Paus Pilot menyebar rata di dunia, pada perairan beriklim tropis dan subtropis. (sat)
0 Komentar