Pembina Laskar Sasak, Wahyudi AS (baju putih) didampingi HL Putria, Wakabinda NTB dan beberapa tokoh adat |
Lombok Tengah, suarabumigora.com - Laskar Sasak membagikan 1500 paket untuk anak, yatim piatu, anak terlantar dan kaum dhuafa se-Pulau Lombok. Penyerahan paket ini dipusatkan di kediaman Kedatuan Siledendeng, HL Putria, Minggu sore (9/5/2021) dengan memakai Prokes 19.
Ketua Laskar Sasak, Lalu Taharuddin mengatakan pembagian ini dilakukan secara simbolis yang diterima langsung oleh Kades se-Kecamatan Pujut dan anak yatim. Secara teknisnya diantar ke masing masing desa agar tidak memberatkan dan Kades yang membagikan, sedangkan di kabupaten/kota se-Pulau Lombok tim Laskar Sasak turun langsung.
"Kalau ada kurangnya, desa yang akan menambah,’’ ujar Kades Ketara, L Buntaran yang nampak antusias.
Pemberian paket yang dirangkai dengan silaturahmi tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh budaya dengan ikon Lombok Mercusuar, menurut Putria jangan sampai pembangunan di Lombok Tengah sebagai pusat wisata internasional kemudian menghilangkan jati diri suku Sasak.
Acara yang diinisiasi Laskar Sasak bekerjasama dengan Nindya Karya tersebut dihadiri Kabinda NTB, Wahyudi Adisiswanto, Ketua Yayasan RSI, pejabat setempat dan Kades se-Kecamatan Pujut.
Sementara Kabinda NTB, Wahyudi AS yang juga pembina Laskar Sasak, mengatakan sangat apresiasi dengan ide ini dan Laskar Sasak mulai menggalang bantuan.
"Dan Alhamdulillah setelah saya laporkan ke atasan saya, beliau mengatakan kalau bicara yatim ini kita gak boleh menawar,’’ katanya.
Terkait Lombok Mercusuar, sudah dua kali dipresentasikan di tingkat nasional yang akan menghadirkan tokoh-tokoh adat seluruh Indonesia.
‘’Untuk konsolidasi seperti hari ini sebetulnya silaturahmi atau temu kangen,’’ paparnya.
Namanya Lombok Mercusuar, jadi Lombok menjadi Mercusuar, menjadi cahaya penuntun arah di gelapnya malam, di tengah gelombang dan badai.
"Jadi mercusuar itu dan Indonesia ini dalam gelombang gelapnya malam maka perlu penunjuk arah,’’ tegasnya.
Program Lombok Mercusuar yang dipenjurui oleh Laskar Sasak merupakan upaya menjadikan adat Sasak sebagai pilot proyek memfungsikan adat sebagai resolusi berbagai persoalan bangsa khususnya persoalan radikalisme dan sparatisme.
‘’Jadi mereka ini ksatria, yang mengawal nilai-nilai adat dan budaya Sasak maka saya mau jadi pembina, dan adat Sasak bisa menjadi acuan adat di nusantara, kalau adat dikedepankan maka tidak ada sparatisme, dari Aceh sampai Papua, enggak ada," yakinnya.
Apa yang dikemukakan Putria dalam lontar Sasak adat pendita telu, yang disampaikannya ke pimpinan sebagai trilogi adat. Trilogi adat ini, satu tatakrama hubungan manusia dengan Tuhan. Dua, tatakrama hubungan manusia dengan manusia dan ketiga, hubungan manusia dengan alam dan lingkungan.
"Kalau ini diterima di semua agama bahkan di semua suku itupun syariatnya berbeda beda, kebetulan Sasak ini basisnya Syariat Islam, saya pelajari dari budayawan Sasak ternyata Islam di suku Sasak jauh sebelum Islam di Pulau Jawa, dari Syeikh Rukunuddin Sumbar di abad tujuh, sebelum Majapahit,’’ bebernya.
Maka hal tersebut disampaikan ke pimpinannya akan ada Lombok Mercusuar namun karena terkendala Covid-19 sehingga diundur dan ia berharap semoga Covid-19 segera mereda.
"Kata pimpinan, kok kayaknya gak peduli Covid kalau kita undang tokoh- tokoh adat se-Indonesia kumpul di Lombok, iya betul juga sehingga perlu bersabar dulu, masa bersabar tidak pernah ketemu, kesempatan kali ini saya harapkan sebagai momen silaturahmi para tokoh adat namanya konsolidasi, konsolidasi kebulatan tekad, untuk menumbuh kembangkan adat di Bumi Lombok ini,’’ jelasnya, seraya menambahkan dengan doa lebih 1000 yatim menjadi berkah.
Silaturahmi Lombok Mercusuar yang dipandu Sekjen Laskar Sasak berlangsung penuh kekeluargaan. HL Imam Hambali yang juga Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam menekankan, jati diri Sasak harus tetap dipertahankan dan mulai dari pendidikan keluarga dan generasi muda.
"Tidak ada kata terlambat dan kita mulai dari keluarga,’’ tegasnya.
Tokoh Sasak, HL Anas Amrullah juga melihat potensi generasi muda dan generasi milenial harus dicari pola komunikasi yang tepat untuk mengkokohkan budaya.
"Generasi sekarang beda dengan yang dulu sehingga komunikasi yang tepat penting,’’ pintanya.
Budayawan Sasak, Masnun Hambali melihat ucapan yang berkonsekuensi hukum dan perbuatan yang berkonsekuensi peraturan.
"Ke depan perlu konvensi menjadi bagian penting untuk dikomunikasikan dengan berbagai pihak", ujanya, sambil mencontohkan kasus yang ditanganinya beberapa waktu lalu.
Dari YBM PLN, Habib Lutfi Sufi Al-Idrus juga melihat perkembangan politik, ekononomi, sosial yang beda sekarang dan peran generasi muda penting untuk mengawal eksistensi dan jati diri bangsa.
Dari tokoh agama, TGH M Ibrahim mengatakan tokoh agama telah mempersiapkan mental sudah sejak dini.
‘’Tokoh agama menyiapkan mentalnya,’’ jelasnya.
Dialog yang berlangsung sekitar satu jam ini dinilai banyak menghasilkan poin penting dan strategis. Ketua Laskar Sasak, Tahar mengatakan sudah menginventarisir agenda dan isu startegis tersebut untuk ditindaklanjuti. (sat)
0 Komentar