Proses penanaman terumbu karang di bawah dermaga Senggigi |
Lombok Barat, suarabumigora.com - Kondisi sepadan pantai senggigi dianggap kian mengkhawatirkan disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan menjadi faktor utama yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Begitupun di bawah permukaan laut tak luput dari dampak yang ditimbulkan sampah plastik. Kondisi terumbu karang di wilayah laut Senggigi pun sudah mengkhawatirkan.
Dilatarbelakangi hal tersebut, berbagai komunitas menggelar acara penanaman terumbu karang di bawah dermaga Senggigi pada Minggu (24/1/2021), kegiatan ini diinisiasi oleh komunitas Boy Beach for Change (BBC). Penanaman terumbu karang ini diniatkan agar ke depan habitat ikan-ikan kembali meramaikan laut Senggigi. Penanaman yang dilakukan di bawah dermaga Senggigi tersebut diiringi pula dengan kegiatan bersih-bersih pantai, konser musik, dan penggalangan dana untuk konservasi terumbu karang dan pemeliharaan wilayah pantai.
Selain BBC, berbagai komunitas juga terlibat dalam kegiatan ini, Pokdarwis Pesona Senggigi, Lombok Ocean Care (LOC), Portir Attahir, Komunitas Jalan-Jalan Lombok (KJJL), Pedas Lombok, dan beberapa komunitas lain yang mendukung seperti komunitas pesepeda, dan traveler. Dari semua komunitas tersebut sekitar ratusan peserta ikut berpartisipasi.
Ketua Komunitas BBC, Sariman, menyatakan kondisi terumbu karang di laut sangat dipengaruhi keberadaan sampah plastik, oleh karenanya sampah plastik adalah hal utama yang harus dibereskan sebelum berbicara mengenai penanaman terumbu karang. BBC sendiri telah rutin melakukan pembersihan bawah laut setiap hari Senin.
"Sebelum kita bicara mengenai terumbu karang, mari kita tuntaskan dulu plastik, selama ini BBC sendiri telah rutin menggelar pembersihan bawah laut setiap Senin," papar Sariman.
Ia mencontohkan, sebelumnya di laut sekitaran hotel Seraton, dulunya tak pernah terlihat ikan, lantaran banyak sampah plastik. Setelah sampah plastik di lokasi tersrbut intensif dibereskan ikan-ikan pun kembali ke wilayah laut tersebut.
Foto bersama saat bersih-bersih pantai |
"Saya percaya, ikan tidak suka bau plastik, dulu di depan Seraton itu tidak ada ikan, sejak plastiknya kita bereskan sekarang anda bisa lihat ikan-ikan bahkan sampai ke pinggir," ungkapnya sembari menunjuk ke arah hotel Seraton.
Di dermaga Senggigi sendiri, Sariman dan BBC memulai penanaman terumbu karang sejak enam bulan yang lalu, dan pada saat ini hasilnya sudah dapat terlihat, berbagai jenis ikan karang sudah mulai bermunculan dan tampak jelas dari atas dermaga.
"Penanaman di dermaga ini sudah kami mulai sejak enam bulan lalu, sekarang ikannya sudah banyak di sini, bisa dilihat dari atas dermaga," pungkasnya.
Mewakili Komunitas LOC, Meme Lee, menyatakan kebanggannya terhadap BBC dan kolaborasi komunitas lain. Ia menyatakan, penggalangan dana yang juga dilakukan pada hari ini, merupakan aksi penyadaran terhadap masyarakat maupun pemerintah, bahwa menjaga kelestarian terumbu karang tidak bisa dilakukan tanpa biaya, sementara selama ini BBC melakukan semuanya dengan swadaya.
"Saya salut sama BBC dan kekompakan teman-teman semua, kita melakukan penggalangan dana di sini karena melestarikan terumbu karang tidak bisa tanpa biaya, sementara selama ini kawan-kawan BBC melakukannya swadaya, ini penting menjadi perhatian kita," papar Meme.
Penggalangan donasi untuk konservasi terumbu karang |
Sebagai aktivis lingkungan, Meme juga menyoroti kurangnya fasilitas pengangkut sampah di pantai Senggigi. Ia berharap Pemerintah Desa atau Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat dapat membantu penambahan fasilitas berupa pengangkut sampah, pasalnya sampah basah yang berat tersebut harus diangkut menuju ke depan pintu masuk untuk dibuang di kontainer.
"Fasilitas yang masih kurang di sini adalah pengangkut sampah, sampah basah ini berat, dibuangnya jauh, jadi semoga ini menjadi perhatian pemerintah," harap Meme.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Pesona Senggigi, Kurnaen, menyebutkan peranan penting komunitas-komunitas peduli lingkungan ini dalam menjaga keberlangsungan pariwisata Senggigi. Menurutnya, di masa pandemi ini penting bagi daerah-daerah pariwisata untuk berbenah dan dengan kepedulian semua komunitas tersebut Senggigi siap untuk dikunjungi kembali.
"Saya pikir, tidak ada yang lebih mulia dari hajatan mereka untuk pariwisata kita, kita semua sadar kita hidup dari pariwisata, maka kewajiban kita pula menghidupkan apa yang menjadi aset wisata kita. Komunitas-komunitas ini berperan sangat penting di masa recovery," jelas Kurnaen.
Menjaga kelestarian alam, dalam hal ini pantai dan terumbu karang merupakan kewajiban bersama, sebagai koloni yang hidup dari pariwisata, sudah sepantasnya masyarakat memiliki kesadaran menjaga aset alam. (sat)
0 Komentar