Lombok Barat, suarabumigora.com - Pembangunan dua gedung ruang praktik siswa (RPS) pada jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) dan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) di SMKN 1 Sekotong kini sudah mencapai 70 persen. Hal ini terlihat dari hasil monitoring tim Dikbud NTB akhir pekan kemarin.
Saat monitoring akhir pekan kemarin, Kabid Pembinaan SMK Dikbud NTB, M. Yahya, meninjau langsung Gedung RPS TBSM dan NKPI yang sedang mencaipai 70 persen.
Pada kesempatan itu, mantan Kepsek SMPN 24 Mataram itu memberikan motivasi kepada tim Manajemen SMKN 1 Sekotong agar tetap semangat berkiprah untuk kemajuan SMK.
Sementara khusus untuk dua gedung RPS, Yahya menginstruksikan agar dalam pengerjaan tetap harus mengacu pada regulasi yang ada. Apalagi SMKN 1 Sekotong sangat beruntung mendapatkan dua RPS sekaligus.
"Ini akan mampu mendongkrak kemajuan SMK," ujarnya.
Sebelumnya SMKN 1 Sekotong Kabupaten Lombok Barat, berhasil mendapatkan bantuan pembangunan 2 ruang praktek siswa yang bersumber dari dana DAK 2020. Dimana masing-masing 1 ruang praktek memperoleh DAK 700 juta. Selain RPS SMKN 1 Sekotong juga mendapatkan bantuan peralatan penunjang lainnya.
Pada kesempatan itu pula, rombongan Dikbud NTB juga meninjau alat-alat praktik yang sudah datang untuk TBSM. Nantinya setalah semua siap diharapkan semua peralatan praktik akan terpusat di RPS masing-masing.
Plt. Kepala SMKN 1 Sekotong, Sulman Haris, mengaku dukungan dari Dikbud bagi kemajuan sekolah tentu saja mempunyai arti penting bagi keluarga besar sekolah.
"Semoga semua support pemerintah dalam hal ini dari Dinas Dikbud NTB melalui bantuan DAK 2020 akan mampu meningkatkan minat dan kompetensi putra putri bangsa yang ada di sekitar Kecamatan Sekotong dan sekitarnya," ungkapnya.
Dengan keberadaan dua gedung RPS ini kedepannya akan semakin mempermudah siswa SMKN 1 Sekotong dalam proses pembelajaran, serta siap bekerja di dunia usaha dan dunia industri. Selain itu pihaknya berharap dengan adanya dua RPS ini akan mempermudah siswa dalam memahami, menerapkan kompetensi-kompetensi keahlian di setiap pembelajaran.
"Sehingga nanti peserta didik kami siap pakai ketika masuk di dunia industri dan dunia usaha.Kalau tidak ada RPS ini, tentu agak sulit dilakukan," tandasnya. (lws)
0 Komentar