Gili Trawangan (gambar : Tribunnews.com) |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Sebagai destinasi wisata unggulan Kabupaten Lombok Utara, tiga gili (Trawangan, Meno, dan Air) memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, Gili Trawangan yang terkenal dengan party (pesta), Gili Air yang akrab dengan suasana bulan madu, dan Gili Meno yang diketahui sebagai tempat nyaman bermeditasi. Kendati kegiatan-kegiatan budaya beberapa kali diselenggarakan di tiga gili tersebut, beberapa pihak menilai sentuhan budaya masih kurang intens pada destinasi unggulan KLU tersebut.
Ketua Gili Hotels Assosiation (GHA) Lalu Kusnawan, mengungkapkan hal tersebut. Ia menyatakan budaya sebagai hal mutlak yang diperlukan guna menghidupkan kembali (recovery) wisata di tiga gili tersebut, terutama di masa pandemi. Pasalnya, yang menjadi pangsa pasar utama sebuah daerah wisata adalah kearifan lokalnya, sebagai identitas daerah. Hal tersebut dirasanya masih kurang di tiga gili tersebut.
"Memang beberapa kali kita menggelar kegiatan budaya di tiga gili, namun masih kurang saya rasa. Terutama di masa pandemi ini, itu sangat bagus untuk mendongkrak dan menghidupkan kembali pariwisata kita," ujar Kusnawan, saat berbincang dengan beberapa media, Minggu (11/10/2020).
Menyambung pernyataannya, Kusnawan menjelaskan, jika memilih kegiatan budaya di tengah pandemi ini hal tersebut dirasa mengurangi resiko penyebaran Covid-19. Ia menilai orang-orang yang terlibat dalam kegiatan budaya pun pastinya orang-orang lokal yang memang berada di sekitar lingkungan tiga gili, sehingga meminimalisir resiko penularan penyakit dari atau ke luar pulau.
Ketua GHA, Lalu Kusnawan |
"Kalau kita menghidupkan kegiatan-kegiatan kebudayaan saya pikir resikonya juga minim di tengah pandemi ini, karena orang-orang lokal yang berkegiatan, sehingga minim penyebaran pandemi dari atau ke luar gili," jelasnya.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU, Vidi Eka Kusuma, melontarkan nada yang sama. Vidi membenarkan apa yang disampaikan Kusnawan, menurutnya memang atraksi-atraksi budaya sangat diperlukan di destinasi unggulan guna memperlihatkan identitas lokal daerah.
"Saya juga berpikir seperti itu, atraksi-atraksi buday ini memang perlu untuk kita perbanyak. Kita butuh dunia mengenal identitas kita melalui kegiatan budaya tersebut," papar Vidi.
Menindaklanjuti hal tersebut, Vidi menyatakan akan mengakomodir kegiatan-kegiatan kebudayaan dalam program dinas untuk tahun depan. Menurutbya bukan hanya di tiga gili tapi di semua destinasi unggulan Lombok Utara, seperti di Ekowisata Kerujuk misalnya.
"Tidak hanya di gili ya, ini penting untuk semua destinasi terutama destinasi unggulan. Nanti kegiatan-kegiatan budaya terutama yang reguler kita akomodir menjadi program dinas, insyaallah tahun depan," jelasnya. (sat)
0 Komentar