Jumanim, sedang memangku Ripnadi saat dijenguk di puskesmas Senaru |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Terbaring lemah, bahkan tak mengeluarkan suara tangisan, Ripnadi, bayi berusia 6 bulan, putra pertama dari Jumanim (40) asal Desa Loloan, kecamatan Bayan ini diketahui menderita gizi buruk. Ripnadi kini terbaring lemah di ruang rawat inap puskesmas Senaru. Meski begitu, Jumanim tak lupa bersyukur meski kondisi bayinya demikian, pasalnya ia telah lama menanti kehadiran putra pertamanya tersebut, Ripnadi lahir di tahun ke-16 pernikahan orang tuanya.
Dijenguk oleh rombongan media di puskesmas Senaru, Kamis (2/7/2020), Ripnadi terlihat sedang berbaring di ranjang perawatan. Jumanim mengaku, anaknya mengalami gizi buruk lantaran kekurangan asupan ASI (air susu ibu) murni. Ia mengungkapkan, ASInya tidak lancar dari sejak Ripnadi lahir, oleh karena itu kebutuhan nutrisi Ripnadi kerap dipenuhi dengan susu formula.
"ASI saya terhambat, tidak lancar, oleh karena itu kami memberikan susu formula sebagai pengganti asi," ungkapnya.
Ia melanjutkan, kerap memberikan susu formula lantaran kekurangan biaya untuk membeli stimulus (perangsang) ASI yang disebutnya harganya mencapai Rp 100 ribu perbutir.
"Kalau ada uang saya beli perangsang ASI, tapi sangat mahal Rp 100 ribu perbiji, makanya saya sering belikan susu formula, karena lebih murah," lanjutnya bercerita pada awak media.
Saat kehamilan, Jumanim mengaku tidak pernah absen menghadiri posyandu, dan berbagai program ibu hamil yang dilakukan kader posyandu maupun yang langsung diselenggarakan pihak puskesmas. Saat mengandung pun ia merasa tidak pernah mengalami sakit atau pun kejadian-kejadian yang mengancam keselamatan janin. Ia mengatakan, saat Ripnadi lahir berat badannya pun relatif normal, dan lahir dengan sehat.
Kepala Desa Loloan, Mahyudin, saat ditemui di kantornya |
"Karena ini putra pertama saya, dan saya tunggu selama 16 tahun, jadi saya jaga betul kandungan saya. Saya tetap mengikuti posyandu maupun program ibu hamil lainnya. Saat bayi (Ripnadi) lahir keadaanya juga normal," paparnya.
Menjawab hal tersebut, Kepala Desa Loloan, Mahyudin menyatakan akan segera memberikan bantuan terhadap keluarga pasien, sebagai perhatian pemerintah desa Loloan. Ia berharap Ripnadi segera pulih dari penyakitnya.
"Kita akan segera kunjungi dan memberikan bantuan kepada keluarga pasien, ini bentuk kewajiban kami selaku pemerintah desa," ujarnya.
Kepala Desa asal Torean ini mengaku, anggaran yang dialokasikan pemerintah desa Loloan untuk bidang kesehatan terbilang tinggi, yaitu sekitar Rp 300 juta, karena menurutnya kesehatan masyarakat merupakan hal yang sangat penting.
"Kesehatan masyarakat itu sangat vital, oleh karena itu tidak tanggung-tanggung, sekitar Rp 300 juta kami anggarkan dari dana desa untuk sektor kesehatan," urai Mahyudin saat ditemui di kantornya. (sat)
0 Komentar