Mataram, suarabumigora.com - Wabah Covid-19 sudah cukup lama melanda masyarakat Indonesia, lebih khusus masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara barat (NTB), kondisi ini telah menghambat sekaligus merugikan banyak sector, terutama di sektor ekonomi dan pangan.
Mengatasi dan menanggulangi Covid-19, pemerintah sudah bergerak sekitar tanggal 17 november 2019 hingga sekarang, akan memasuki fase New Normal sebagai upaya pola kehidupan yang baru dengan tetap mematuhi protokol yang ada. Sehingga masyarakat cepat terbebas dari keterpurukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Melemahnya ekonomi dan pangan akan menganggu stabilitas berbangsa dan bernegara.
Oleh sebab itu, pengurus Masika ICMI NTB sebagai salah satu organisasi kepemudaan, menyelenggarakan diskusi internal agar menghasilkan ide untuk bergerak dan melibatkan diri dalam mengatasi persoalan Covid-19. Menurut Rahman Ayusuf, Ketua Masika ICMI NTB, bahwa sebagai cendekia muda harus peka dan responsif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
“Kami juga bagian dari masyarakat Indonesia, khususnya NTB yang merasakan dari gejala Covid-19 yang melanda seluruh Negara, maka dari itu hasil diskusi internal yang kami lakukan secara virtual ini akan menjadi bahan masukan ke pemerintah,” tegasnya.
Selanjutnya, pada diskusi ini mengundang dari kalangan pemerintah pusat dan daeran yang kemudian harus di sinergikan untuk dapat menyelesaikan persoalan ini.
“Ini diskusi perdana yang di laksanakan oleh Masika ICMI NTB, setelah Masika NTB sudah lumayan lama fakum, kini bergerak kembali. Ketahanan pangan menjadi isu sangat dominan dalam pandemi Coved-19 yang harus cepat di respon dan di tangani,” jelasnya.
Diskusi Virtual ini dengan tema “Stabilitas Ekonomi dan Ketahanan Pangan Dalam Fase New Normal”, menghadirkan tiga pembicara dari pengamat dan pemerintah, yaitu Dr Ferry Kurnia Rizkiansyah, (Ketua PN Masika ICMI), Hadi Santoso, (Staf Khusus Gubernur NTB) dan Billy Mambrasar (Staf Khusus Presiden RI).
Penyampaian pikiran dan gagasan dari tiga pembicara ini sangat mencerahkan sebagai solusi mengatasi Covid-19, serta mampu memberikan semangat kepada peserta untuk berdiskusi persoalan pangan yang melanda negri kita.
Ketua PN Masika ICMI, Ferry Kurnia Rizkiansyah, memaparkan tentang semangat anak-anak muda atau pemuda umumnya, khususnya rekan-rekan Masika ICMI NTB yang harus senantiasa perbuatan dan tindakan harus diawali dengan niat tulus karena Allah SWT.
“Pemuda sebagai cendekia yang berilmu, beriman dan bertkwa kepada Allah SWT, harus mampu mentransformasikan nilai–nilai positif kepada masyarakat luas untuk kemajuan berbangsa dan bernegara. Kondisi sekarang membutuhkan pikiran positif dan tindakan nyata dari kita semua,” tegasnya.
Sementara itu, Staf Khusus Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hadi Santoso, menyampaikan informasi tentang fakta yang terjadi di lapangan seperti kondisi para petani, nelayan, peternak dan sektor industri. Provinsi NTB melibatkan sekitar seratusan IKM dan UKM dalam menangi Covid-19.
“Bukti keseriusan Pak Gubernur, beliau melibatkan IKM/UKM kita, visi membeli dan membela produk local (NTB) bukan saja slogan tanpa bukti. Pemulihan ekonomi menjadi hal yang mendasar dalam menyelesaikan pandemi ini,” paparnya.
Pemaparannya, membuat antusias peserta yang ikut berpasipasi sekitar 60 orang, semakin bersemangat untuk berdiskusi. Peserta diskusi fokus bertanya terkait kondisi petani, nelayan, ternak, pedagang, dan supir cidomo. Persoalan seperti contoh jagung, beras, ikan teri yang melimpah namun tidak mampu di kelola, bahkan harganya anjlok.
“Masalah yang kita hadapi ini memerlukan sinergi antara daerah dengan pemerintah pusat untuk menanggulangi kondisi ekonomi dan ketahanan pangan di Nusa Tenggara Barat. Memang harus disadari terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan pengelolaan sampai kepada distribusi hasil tani, ternak, dan nelayan,” urainya.
Di akhir diskusi Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar, tampak sederhana dan bersahaja menjelaskan secara umum tentang pola penyelesaikan Covid-19 di Indonesia. Beliau juga mengakui sebagian daerah di indonesia yang mengalami krisis dampak yang cukup serius dari coved-19 ini.
“Ada tiga provinsi di Indonesia yang tinggi terdampak menghadapi Covid-19, yaitu Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Diskusi seperti ini sangat bagus dan penting sebagai ruang untuk memperoleh informasi-informasi penting. Masukan dan ide hasil diskusi tetap saya (kami) sampaikan lansung kepada bapak Presiden RI,” ungkapnya.
Diskusi virtual ini Masika ICMI NTB rencana kedepan akan melaksanakan sesi selanjutnya, tetap fokus pembahasan tentang Kondisi Ekonomi dan Ketahanan Pangan dan kondisi ini memang menjadi isu sentral dari pembangunan masyarakat menuju kesejahteraan.(lws)
0 Komentar