Mataram, suarabumigora.com - Masa pandemi Covid-19 tidak menjadi alasan bagi sekelompok mahasiswa untuk tidak beraktivitas. Buktinya, di masa pandemi ini, ramai digelar diskusi berbasis jaringan oleh berbagai komunitas mahasiswa.
Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Dakwah UIN Mataram salah satu komunitas yang menggelar aksi diskusi online rutin di masa pandemi. Pada momentum peringatan hari pendidikan Nasional 2020, komunitas ini juga menggelar diskusi online melalui WhatsApp, pada Minggu siang, (3/5/2020).
Diskusi ini menghadirkan dua orang narasumber. Setiap narasumber mempresentasikan makalahnya melalui power point. Selanjutnya peserta memberikan respon dan dijawab oleh pemateri.
"Diskusi model ini sesuatu yang baru akibat pandemi Covid-19. Banyak hal yang bisa kita lakukan di tengah wabah ini sesuai dengan tema Hardiknas 2020 Belajar dari Covid-19," kata Sekjen FORHATI NTB Murni Kurnia, salah satu narasumber pada kegiatan itu.
Mendapatkan tema tentang peran perempuan sebagai pendidik generasi bangsa, Murni Kurnia banyak menjelaskan bahwasanya pendidikan menjadi sarana yang paling tepat untuk membina dan mendidik manusia, sehingga bisa memiliki kepribadian yang baik.
"Pendidikan berperan penting dalam pembentukan kepribadian yang mulia," ujar guru SMAN 1 Mataram ini.
Dikatakan Murni, terdapat banyak sekali nilai nilai pendidikan karakter yang harus diperjuangkan. Misalnya nilai religius, toleransi, kreatif mandiri, mempunyai semangat kebangsaan cinta tanah air, komunikatif, peduli sosial, tanggungjawab.
"Bangsa maju jika pemuda bisa memiliki karakter nasionalisme untuk mencintai bangsa. Guru banyak dari perempuan bisa mendidik anaknya di rumah dan sekolah," jelasnya.
Ditambahkan juga, bahwa pendidikan yang tinggi berkorelasi positif terhadap kemajuan bangsa. Dengan kata lain, seseorang yang punya pendidikan tinggi akan mampu memberi dampak terhadap proses kemajuan suatu bangsa. Oleh karenanya, menuntut ilmu hingga ke jenjang yang lebih tinggi menjadi sesuatu yang harus dicita-citakan generasi muda milenial.
"Sebagai guru pendidikan karakter yang dibutuhkan menghadapi generasi milenial. Generasi muda yang tidak saja cerdas secara intelektual tapi juga cerdas emosional," tandasnya. (lws)
0 Komentar