Ilustrasi bilik disinfektan |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Selama beberapa bulan terakhir ini pemerintah hingga kalangan masyarakat disibukan dengan berbagai giat penanganan penyebaran Covid-19, mulai dari penyediaan masker, hingga karantina wilayah dan penyemprotan disinfektan. Khusus penyemprotan disinfektan, banyak terlihat di internet melalui video-video yang kemudian salah diadopsi oleh masyarakat.
Penyemprotan dilakukan dengan menyemprot semua lingkungan bahkan kebun-kebun, jalan raya, gang-gang di perkampungan, hingga menyemprotkannya pada tubuh, bahkan adanya bilik disinfektan. Diketahui cairan disinfektan bukanlah cairan yang ramah jika disemprotkan ke tubub manusia, karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan KLU, dr. Lalu Bahruddin, penyemprotan disinfektan harusnya untuk benda-benda yang rawan dan mudah tersentuh oleh manusia, seperti gagang pintu, keran, pintu mobil, dan meja. Menurutnya cairan tersebut tidak perlu disemprotkan ke tubuh manusia, dikhawatirkan akan dapat memicu gangguan kesehatan lain untuk orang-orang yang rentan.
"Jangan sampai masyarakat kita salah mengaplikasikan, cairan disinfektan tersebut penggunaannya memang tidak direkomendasikan untuk manusia secara langsung, karena dapat menimbulkan penyakit lain," jelas dr. Bah (sapaan akrab dr. Lalu Bahruddin) pada media, Minggu (5/4/2020).
Kepala Dinas Kesehatan KLU, dr. Lalu Bahruddin |
Ia menjelaskan, kandungan yang terdapat pada cairan disinfektan dapat mengakibatkan iritasi jika tersentuh kulit secara langsung terutama bagi penderita alergi. Sehingga, ia mengimbau agar masyarakat menggunakan cairan tersebut dengan benar, dan tidak digunakan pada tubuh secara langsung.
Hal yang sama dikemukakakan oleh dr. Anandika Pawitri, dokter muda yang menekuni bidang helath technology dan sekaligus merupakan Medical Editor di situs web kesehatan SehatQ tersebut, mengungkapkan dalam tulisannya yang berjudul "Menilik Bahaya Disinfektan dan Semprot Disinfektan ke Tubuh Secara langsung" bahwa kandungan alkohol, klorin dan hidrogen peroksida yang terkandung dalam cairan disinfektan berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan jika dihirup dalam waktu yang lama, kemudian jika mengenai selaput lendir seperti bagian mata dapat mengakibatkan peradangan, bagi penderita alergi justru dapat sangat membahayakan dan berpotensi mengakibatkan kangker kulit.
"Faktanya, kandungan alkohol, klorin, dan hidrogen peroksida yang terkandung pada cairan disinfektan dapat bersifat karsinogenik (beracun), apabila terhirup oleh pernapasan manusia dalam jangka panjang," paparnya dalam tulisan tersebut.
Dalam tulisannya pula, ia memaparkan beberapa bagian yang rentan pada tubuh manusia seperti mata dan mulut, tidak boleh tersentuh langsung oleh cairan disinfektan, karena dapat mengikis bagian-bagian tersebut dan menimbulkan peradangan.
"Jika terkena kulit atau selaput lendir manusia, seperti mata dan mulut, dapat mengikis lapisan tersebut sehingga menimbulkan iritasi. Akibatnya, kuman dapat masuk dengan mudah ke area tubuh sehingga menyebabkan peradangan," jelasnya kembali. (sat)
0 Komentar