Lombok Utara, suarabumigora.com - Bupati Lombok Utara H. Najmul Akhyar didampingi Ketua DPRD Nasrudin, Dandim 1606/Lobar Kolonel Efrijon Krol, Sekretaris Daerah KLU H. Suardi, memimpin rapat gugus tugas percepatan penanganan Covid-19. Hadir pula para Asisten, Koordinator Bidang Satgas Covid-19, Kepala OPD dengan para Camat dan Kades lingkup Pemda KLU melalui video conference di Aula Kantor Bupati, Kamis (23/4/2020).
H. Najmul Akhyar dalam kesempatannya menyampaikan beberapa kendala kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), keterlambatan dalam pengiriman hasil test ke Mataram. Agar Puskesmas berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mencari solusi.
Menurut Bupati Najmul, salah satu keluhan dari msyarakat, ada persoalan pelayanan terkait konsumsi dan kelengkapan, jangan sampai ada keluhan lagi untuk Orang Dalam Pengawasan (ODP), penjemputan masyarakat ke bandara dari KLU tidak ada.
Ditambahkannya pula, Gugus Tugas sudah bertindak cepat ketika ada laporan dari masyarakat, tapi mungkin ada masyarakat yang ketika keluarganya pulang, tidak melakukan penjemputan.
Bupati Najmul menekankan agar dinas terkait menindaklanjutinya, dengan pelayanan dan berpikir efektif untuk perkembangan ekonomi masyarakat dengan melibatkan masyarakat sekitar.
"Side effect harus berdampak pada ekonomi masyarakat, Covid-19 tertangani masyarakat sejahtera," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Najmul menginstruksikan kepada kehumasan mengadakan rapat koordinasi kehumasan Covid-19, agar yang berbicara adalah juru bicara Covid-19. Dalam hal lainnya, Bupati Najmul menyoroti adanya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) setelah pandemi corona.
“Perhatikan para pekerja yang kena PHK, apabila ada masalah segera berkoordinasi dengan Dinsos dan Disnaker. Sedangkan Dishub menempatkan Satgas penjemputan di bandara," imbuhnya.
Terkait dengan surat edaran melaksanakan sholat Jum'at di rumah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) KLU sudah menyampaikan edaran bahwa berdasarkan rekomendasi MUI KLU dengan MUI Provinsi NTB masih tetap menganjurkan sholat Jum'at dilakukan di rumah," tutupnya.
Pada tempat yang sama, Dandim 1606/Lobar Kolonel Efrijon Krol berharap masyarakat diberikan sosialisasi kepada pasien karantina, tiap pasien harus ada physical distancing. Apabila sudah dilaksanakan Swab, tidak langsung dikembalikan ke rumah.
“Siapkan saja isolasi, setelah adanya Swab, baru di rapid test lagi, apabila yakin negatif baru dikembalikan ke masyarakat, karena masyarakat sangat sensitif,” imbuhnya.
Pihaknya bisa diikutsertakan baik pengamanan gudang logistik, termasuk Jaring Pengaman Sosial (JPS) Sembako kepada masyarakat dan Penjagaan di perbatasan KLU.
Sedangkan Wakapolres Lombok Utara Kompol Setia Wijatono, pada perbincangan virtual menyampaikan pentingnya sinergi semua pihak untuk menyelenggarakan program gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 secara terpadu.
Dalam kesempatan itu juga, Sekretaris Daerah KLU mengatakan untuk APD saat ini masih diprioritaskan kepada tenaga kesehatan. Untuk penjagaan di tiga lokasi pintu masuk KLU, sudah disepakati.
"Awalnya ada 30 orang dan 20 orang personel. Kita usahakan tiap harinya. Kini dikurangi menjadi 15 orang. Adapun logistiknya sudah berjalan, dilakukan oleh Dinas Sosial dan PPA.
Sementara itu, ditambahkannya 65 orang Cluster Gowa sudah masuk Unit Pelayanan Karantina Covid-19 KLU. Jika memang negatif, dipulangkan. Swabnya harus segera dilakukan.
"Dalam waktu 2-3 hari berikutnya, dilakukan test Swab, apabila hasil Swab negatif maka pasien diperbolehkan pulang, namun tetap menjalankan SOP Covid-19 dan tetap isolasi mandiri di rumah. Para pasien yang berada di unit karantina juga diberikan makanan dan vitamin. Apabila pasien mengalami sesak atau menunjukkan simtom, maka langsung dibawa ke RSUD, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," tandasnya.
Ruang karantina dapat menampung 100 hingga 150 orang, tentu dibatasi jarak sehingga sesuai dengan SOP Covid-19 dan penanganan dilakukan dengan baik.
Kepala Dinas Kesehatan KLU dr. Bahrudin menjelaskan data terakhir pertanggal 22 April, PPTG menembus angka 689 orang, OTG 86 orang, ODP 228 orang dan PDP ada 17 orang.
Menurut mantan Direktur RSUD ini, PDP setiap hari mengalami kenaikan dan yang positif masih 3 orang pasien. Dijelaskannya terkait dengan Unit Pelayanan Karantina Covid-19, saat ini ada 65 orang dengan kondisi baik. Adapun kendala yang dialami saat ini adalah hanya pada Swab, karena belum ada box Swab.
Disampaikan pula bahwa pihaknya menyediakan swaber-swaber yang ada di puskesmas untuk membantu swaber yang ada di rumah sakit dan tentu akan dilakukan pelatihan terlebih dahulu. Agar 65 pasien segera dilakukan Swab dan mengirimkan uji Swab ke provinsi.
Sementara itu, Direktur RSUD KLU dr. H. Syamsul Hidayat menyampaikan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan ruang triase IGD, agar pasien-pasien biasa lainnya tidak terindikasi oleh pasien yang sedang dalam perawatan Covid-19. Untuk yang ada pada Unit Pelayanan Karantina Covid-19 sebanyak 65 orang.
“Pasien reaktif ada 65 orang dari hasil rapid test, kini telah dikarantina, kondisi para pasien umumnya sehat dan belum ada yang dinyatakan positif,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait bantuan sosial kabupaten, Kadis Sosial PPA, M. Faisol, mengatakan bantuan sembako dan PKH sudah ada 33.178 KK atau KPM yang sudah menerima.
Ditambahkannya, Dinas Sosial rencananya membantu beras ketahanan pangan dari Kementerian Sosial untuk dua desa yang zona merah yakni desa Malaka dan Teniga.
Acara rapat virtual berlangsung lancar dengan beberapa penyampaian dari para anggota gugus tugas Covid-19 KLU. (mic)
0 Komentar