Ketua AKAD, Budiawan (kanan) bersama Kepala Desa Karang Bajo, Hamdi (kiri) saat ditemui media |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Mengantisipasi penularan Covid-19 meluas, Asosiasi Kepala Desa (AKAD) Lombok Utara meminta Satgas Covid-19 untuk menutup total akses menuju desa-desa yang positif terpapar Covid-19 di KLU, seperti Desa Teniga. Hal tersebut diminta Budiawan, Ketua AKAD KLU. Hal tersebut disampaikan Budiawan pada media beberapa waktu lalu.
Budiawan menuturkan, semua Kepala Desa memiliki keresahan yang sama terkait keamanan warganya dari penularan Covid-19, hal tersebut sempat ia sampaikan atas nama AKAD KLU kepada Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar, dengan harapan agar segera ditanggapi.
"Seharusnya Teniga itu dilock down, guna mengantisipasi penularan ke masyarakat yang lebih luas, hal tersebut sudah saya sampaikan kepada Bupati, ini keresahan kita bersama," ujarnya.
Ia menyatakan, menunggu ketegasan pemerintah melalui Satgas Covid-19 KLU terkait lock down Teniga. Menurutnya hal tersebut sangat efektif memutus rantai penyebaran pvirus tersebut.
"Kita menunggu ketegasan pemda, lock down saja desa yang terpapar, ini semua hasil diskusi kami seluruh Kepala Desa di Lombok Utara," ujarnya.
Evi Winarni |
Koordinator Humas Satgas Covid-19 Evi Winarni, saat diwawancara media menjelaskan alasan satgas tidak menutup total akses Teniga. Menurut Evi, ada banyak hal yang mesti jadi bahan pertimbangan, sehingga tidak mudah untuk memutuskan suatu daerah atau desa harus diberlakukan lock down.
"Tidak bisa semudah itu, kita mesti banyak mempertimbangkan berbagai hal, sisi sosial, ekonomi, kesiapan anggaran, maupun faktor psikologi," jelas Evi saat diwawancarai media, Senin (20/4/2020).
Evi menjelaskan, sementara ini pasien positif asal Teniga sudah diisolasi, serta orang-orang yang dinilai reaktif berdasarkan hasil tes rapid telah dikarantina di eks rumah sakit sementara RSUD KLU. Evi menyatakan saat ini Satgas Covid-19 KLU telah memberikan tunjangan kepada keluarga dari pasien yang positif terpapar, begitu juga dengan orang-orang yang masih dikarantina tersebut.
"Yang reaktif sekarang sudah menempati eks rumah sakit, penghuninya diberikan makan tiga kali sehari, kemudian kalau keluarga dari pasien positif yang juga dikarantina kite berikan makanan mentah," pungkas Evi. (sat)
0 Komentar