 |
| Muhardi |
Mataram, suarabumigora.com - Merebaknya wabah virus corona mengakibatkan perubahan pola kebiasaan masyarakat, seperti bekerja dari rumah, belanja dari rumah bahkan model kuliah online. Khusus di UIN Mataram, kulian online dinilai sebagai solusi yang tepat dilakukan guna mencegah penyebaran virus COVID 19 di lingkungan kampus. Namun, beberapa pihak seperti Mahasiswa, menyayangkan model kuliah online tersebut lantaran tidak dibarengi dengan fasilitas penunjang yang memadai, seperti pengatuaran jam kuliah online dan kuota internet bagi mahasiswa.
Menurut Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Mataram, Muhardi, mahasiswa tidak pergi ke kampus sehingga tidak menggunakan fasilitas kampus, namun mahasiswa harus tetap membayar uang kuliah seperti biasanya. Ia menagskan ini melanggar asas keadilan.
"Kita diam di rumah, tidak memakai fasilitas kampus, setidaknya pembayaran kuliah bisa dialihkan guna pembelian kuota internet bagi mahasiswa," jelasnya didepan media, Kamis (26/3/2020).
Mengingat juga surat edaran (SE) Kementerian Agama no:697/03/2020 pada ketentuan nomor 1 poin c, menyatakan, "Pimpinan PTKI melakukan upaya dan kebijakan strategis terutama dalam penanganan paket kuota/akses bebas (free acces) bagi mahasiswa dan civitas akademika di PTKI masing-masing dengan penyedia jasa telekomunikasi" mestinya sudah bisa direalisasikan masing-masing kampus.
Muhadi, mengatas namakan DEMA UIN Mataram, menyatakan tuntutannya agar UIN Mataram segera merealisasikan apa yang menjadi bagian dari surat edaran Kementerian Agama tersebut. Ia menyatakan pembelian kuota internet guna menjalani model kuliah online ini sangat membebani.
"Kami harap pihak kampus segera menyiapkan penunjang kami untuk kuliah online, biaya kuota tentunya sangat membebani kami," tandas Muhardi. (cnk)
0 Komentar