Fatiyah, nenek Taufik saat menunggu jenazah Taufik di rumah duka |
Nenek korban, Fatiyah (70) saat ditemui tim liputan suarabumigora.com di rumah duka, mengungkapkan kronologi kejadian, korban diketahui pergi ke sungai karena meninggalkan sandal dan celananya di berugak (gazebo) tempat mereka menunggu durian. Lama waktu berselang hingga pukul 13.00 Wita, Taufik (korban) tidak juga kembali hingga keluarga memutuskan untuk melakukan pencarian. Setelah dicari beberapa lama tak juga ada tanda-tanda keberadaan Taufik sehingga keluarga semakin yakin bahwa korban terseret air bah yang saat itu datang secara tiba-tiba tanpa didahului hujan.
"Ia meninggalkan celana dan sandalnya di berugak sehingga kami tau dia ke sungai, namun ketika kami mencari di sungai dan sekitarnya dia sudah tidak ada. Saat itu air bah di sungai cukup besar jadi asumsi kami dia memang terseret arus," ungkap Fatiyah.
Kondisi berkabung rumah duka |
"Ia hanyut dari atas air terjun pertama Temburun Anjah, kemudian Temburun Nanas dan terakhir Temburun Nazar, dan ditemukan di Penimbung sore tadi," tambah Fatiyah.
Ditemui di kediamannya, Kepala Desa Bukit Tinggi, Ahmad Muttakin, menyatakan pencarian jasad Taufik dilakukan oleh keluarga dan masyarakat, kemudian proses evakuasi dibantu oleh tim SAR yang datang saat itu. Saat ini korban sudah berada di rumah duka.
"Sekarang korban sudah di rumah duka, tadi proses pencarian dibantu oleh warga Bukit Tinggi serta warga Desa Penimbung," papar Muttakin.
Kondisi jasad korban sendiri, saat ditemukan penuh dengan luka di kepala dan sebagian tubuhnya, diduga hal tersebut akibat terkena hantaman batu dan material keras lainnya ketika hanyut. (sat)
Kondisi jasad korban sendiri, saat ditemukan penuh dengan luka di kepala dan sebagian tubuhnya, diduga hal tersebut akibat terkena hantaman batu dan material keras lainnya ketika hanyut. (sat)
0 Komentar