Ait terjun Tiu Teja, Santong (Foto: Ari Garmono) |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Lebih dari setahun sudah peristiwa gempa bumi yang terjadi di Lombok Utara berlalu, selain hunian warga perbaikan destinasi wisata juga mutlak diperlukan di daerah muda ini, mengingat cita-cita KLU adalah menjadi destinasi wisata dunia. Beberapa destinasi pun sudah diperbaiki dan ditata kembali, namun ada destinasi yang hingga saat ini belum tersentuh oleh Pemda KLU, sebut saja Tiu Teja, air terjun yang berlokasi di Desa Santong, Kayangan ini mulai dikelola secara profesional sejak 2015, namun destinasi ini lumpuh total karena aksesnya runtuh oleh gempa 7,0 Magnitudo 5 Agustus 2018 lalu. Kendati telah setahun lebih berlalu, Tiu Trja belum juga diperbaiki.
Sekertaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU, Baiq Prita Setiati, mengungkapkan tahun ini (2020) Disbudpar KLU juga belum memasukkan perbaikan Tiu Teja sebagai agenda perbaikan destinasi wisata. Menurut Tata (sebutan akrab Baiq Prita Setiati), yang sudah direalisasikan oleh Disbudpar KLU tahun 2019 seperti maintenance untuk destinasi Gili Trawangan, Eko Wisata Kerujuk, dan beberapa destinasi di Bayan, dan untuk tahun ini beberapa destinasi yang sudah ada maupun yang baru telah dimasukkan dalam agenda, misalnya seperti pantai Impos dan akses baru menuju air terjun Mangku Sakti.
"Untuk Tiu Teja memang belum ada kami bahas di perencanaan anggaran tahun ini, semoga bisa nanti kita agendakan di anggaran perubahan," jelas Tata.
Ketua Pokdarwis Desa Santong, Malkam Hadi |
Melihat belum adanya respons dari pihak Pemda KLU, Ketua Pokdarwis Desa Santong, Malkam Hadi, berinisiatif membenahi Tiu Teja secara swadaya, bersama para anggota pokdarwis dan masyarakat setempat. Menurut Malkam, akses lama sudah tidak bisa digunakan lagi, sehingga rencananya ia dan rekan-rekannya akan membuka jalur atau akses baru menuju air terjun tersebut.
"Memang sampai saat ini belum ada sinyal dari pemda, kita tidak bisa terus menunggu, hal ini harus kami realisasikan, meski dengan swadaya kami, kami akan membuka jalur baru karena jalur lama sudah tak mungkin lagi digunakan," ungkap Malkam, saat ditemui media, Jumat (14/2/2020).
Malkam menyatakan, sembari menunggu pihak pemda mengakomodir kebutuhan infrastruktur Tiu Teja, mereka lebih baik memulai dahulu, sebagai bentuk perhatian dan keseriusan pokdarwis untuk mengelola dan menjaga destinasi yang dimilikinya.
"Kita sangat berharap bantuan pemda, tapi tidak boleh kita hanya menunggu saja, kita harus memulai ini lah bentuk keseriusan kita mengelola dan menjaga destinasi kita." pungkas Malkam. (sat)
0 Komentar