Kegiatan Konsultasi Publik RAD-PG NTB |
Mataram, suarabumigora.com - Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sedang populer di tanah Bumigora (Sebutan NTB), oleh sebab itu Transform bekerjasama dengan Stichting Nederlandse Vrijwilligers (SNV), serta merangkul pemerintah Provinsi NTB, kaum milenial dan berbagai stakeholder lainnya untuk bersama dalam mengatasi permasalahan stunting melalui konsultasi publik Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) yang digelar di Aula Bappeda NTB, Selasa (4/2/2020).
Direktur Transform, Suyono, dalam sambutannya pada konsultasi publik RAD-PG tersebut mengemukakan, stunting sebagai permasalahan gizi yang kompleks, sehingga dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak untuk mengatasinya, seperti pemerintah, NGO, Akademisi, Tokoh Masyarakat, Pemuda dan berbagai unsur lain.
Suyono, Direktur Transform NTB, saat menyampaikan paparannya |
"Stunting merupakan permasalahan gizi yang kompleks, butuh kerja kolaboratif dari berbagai pihak untuk mengentaskan semua ini, termasuk para pemuda milenial," jelas Suyono.
Dalam kesempatan yang sama salah satu narasumber yang mewakili kaum milenial pada kegiatan tersebut, Baiq Fitria Rahmiati, yang juga merupakan runner up kompetisi Semethon 2019, menyatakan kesanggupan kaum milenial dalam mendukung berbagai program pemerintahan termasuk pengentasan stunting. Menurutnya, dalam hal ini kaum milenial dapat mengambil berbagai peran, salah satunya berinovasi dalam wirausaha sosial.
"Kami memiliki keinginan yang besar untuk terlibat dalam hal ini, saya kira jika kaum milenial dilibatkan, kami akan sangat siap. Selama ini kami telah bergerak di antaranya sebagai penyuluh PHBS, dan terjun langsung ke masyarakat menginformasikan hal tersebut, mulai dari anak-anak, remaja, lansia, hingga ibu hamil dan menyusui," papar Fitria.
Adapun perwakilan dari SNV, Yuni Setyaningsih (Technical Officer Advocacy Food and Nutrition Security), dalam konsultasi publik tersebut menyampaikan pandangan yang lebih kompleks. Baginya, stunting tidak melulu mengenai problema gizi, namun sebagai kompleksitas sosial dan hak asasi manusia yang mesti ditangani bersama oleh berbagai pihak, pemerintah, swasta, media, dan berbagai stakeholder dan unsur masyarakat, dengan memperhatikan unsur gender, inklusi sosial serta pelibatan remaja milenial sebagai calon ibu dan ayah di masa mendatang.
Yuni Setyaningsih, Perwakilan SNV, saat menyampaikan paparannya |
"Ketahanan pangan dan gizi bukan hanya menyangkut kebutuhan dasar, tetapi juga adalah hak asasi manusia yang harus dipenuhi karena berperan penting dalam menentukan kualitas SDM. Kompleksitas isu pangan dan gizi memerlukan kerjasama para pihak seperti pemerintah, mitra pembangunan, swasta, media, berbagai kelompok masyarakat, dengan memperhatikan unsur gender dan inklusi sosial berikut dengan remaja dan kaum milenial sebagai calon ibu dan ayah di masa akan datang," ungkap Yuni.
Foto bersama usai kegiatan Konsultasi Publik RAD-PG NTB |
Kegiatan konsultasi publik tersebut, dibuka secara resmi oleh Kabid Perencanaan dan Pembangunan Sosial Budaya Bappeda NTB, Lalu Hasbulwadi, serta hadir pula berbagai pembicara yang berkompeten, seperti Taufik Hari Suryanto, Kasubdid Pendidikan dan Kesehatan Bappeda NTB, Panca Yuniati, Kabid Kesehatan Masyarakat Dikes NTB, Baiq Fitria Rahmiati, Nutryolog, Suyono, Direktur Transform NTB, dan Yuni Setyaningsih, sebagai perwakilan SNV.
Pasca pemaparan dari seluruh pembicara, konsultasi publik tersebut berlanjut dengan diskusi panel antara peserta yang berasal dari berbagai unsur pemerintahan, akademisi, dan berbagai stakeholder yang hadir dengan para pembicara. (sat)
0 Komentar