Amaq Rudat, Maskot Pilbup KLU 2020 |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Semarak pesta demokrasi yang akan digelar di kabupaten Lombok Utara 23 September tahun ini dipenuhi aroma tradsi lokal yang kental dengan nilai. Pasalnya KPU KLU menyajikan nuansa Rudat atau lebih dikenal dengan Tari Rudat, pada peluncuran pilbup dan pilwabup 2020 yang digelar di lapangan Tioq Tata Tunaq, Tanjung, Minggu (19/1/2020).
Ikon lokalitas Tari Rudat pun kemudian menjadi maskot Pilbup KLU 2020 yang diberi nama "Amaq Rudat", diyakini nilai-nilai yang terdapat dalam kearifan lokal masyarakat setempat dapat menjadi perisai dalam mencegah perpecahan dalam perbedaan pilihan polotik.
Ketua KPU KLU, Juraidin, mengungkapkan keniscayaan perbedaan pendapat ataupun pilihan dalam pesta demokrasi, tetapi menurutnya perbedaan pilihan agar jangan sampai menjadi perpecahan. Kearifan lokal merupakan nilai yang dipahami bersama, dipercayai dan dianut oleh masyarakat, sehingga hal itu dapat menjadi pemersatu masyarakat di tengah perbedaan politik.
"Perbedaan pilihan ataupun pendapat itu sunnatullah, namun itu adalah perbedaan pilihan politik. Kearifan lokal merupakan nilai mendasar yang dimiliki dan dipahami bersama oleh masyarakat, oleh karena itu kami mengangkat kearifan lokal sebagai ikon Pilbup KLU 2020. Pesannya meski berbeda kita masih bisa menyatu dalam persamaan nilai," jelas Juraidin.
Ia menceritakan berbagai nilai yang terkandung dalam seni Tari Rudat, salah satunya mengenai kelembutan gerakan sekaligus ketangkasan bela diri yang dibalut dalam sebuah tarian. Menurutnya kedua hal tersebut harus tersai dalam Pilbuo KLU 2020. Artinya lembut dalam melayani sekaligus tangkas dalam menghadapi berbagai permasalahan.
"Gerakan lembut sekaligus tangkas, itu nilai yang dapat diambil dari seni Tari Rudat," tambahnya.
Ketua KPU NTB, Suhardi Soud, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan KPU KLU dengan menanamkan nilai kearifan lokal pada penyelenggaraan Pilbup KLU 2020, terutama dengan dirangkaikan dengan pemungutan sampah plastik atau gerakan Zero Waste. Bagi Suhardi, ini merupakan simbol pembersihan sampah demokrasi dalam proses pilbup mendatang.
Foto bersama usai penabuhan bedug |
"Ini menarik, karena dibarengi dengan pembersihan sampah, secara simbolis saya meyakini ini adalah bentuk perlawanan terhadap sampah demokrasi atau hal-hal yang merusak nilai-nilai demokrasi. Hal tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab KPU, tapi tanggung jawab semua elemen masyarakat," papar Suhardi.
Kendati mengapresiasi, Suhardi juga mengingatkan kembali kepada KPU KLU maupun KPU di kabupaten/kota lainnya agar terus bekerja maksimal terutama dalam upaya pencegahan terjadinya masalah, di antaranya merapikan pendataan daftar pemilih karena hal tersebut diketahui cukup rentan menimbulkan masalah.
"Merapikan daftar pemilih misalnya, itu hal yang potensial menimbulkan masalah, sehingga harus dikerjakan dengan teliti dan maksimal. Bagi kita lebih baik mengcegah dan menutup potensi permasalahan," tandas Suhardi.
Peluncuran pilbup KLU 2020 ini dirangkai dengan pemungutan sampah plastik, senam pagi serta jalan sehat yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat di KLU dan semua Komisioner KPU dari berbagai kabupate/kota di NTB. Peluncuran ditandai dengan penabuhan bedug yang ditabuh oleh Ketua KPU Provinsi NTB, Ketua KPU KLU, Ketua Bawaslu KLU, Sekda KLU, Kapolres KLU, dan Dandim 1606. (sat)
0 Komentar