Termangu
tersungut nyaris tak percaya,
tetapi nyata.
Bak air bah,
meluap membahana deras merangsek bergulir bergiliran menyatu padu,
Mahasiswa menyuarakan apa yang layak disuarakan,
Mahasiswa meneroka apa yg layak diteroka,
Mahasiswa menyeru,
menderu apa² yang sesungguhnya,
apa yang sebisanya digemakan,
digaungkan,
diaspirasi-responsifkan.
Galau dalam benaknya telah berganti gusar,
resah dalam pikirnya berubah tak lindap lagi,
untuk satu langkah terang: bergerak.
Mahasiswa penyuara keadilan dan kepentingan rakyat,
mengusul aturan yang tak beraturan,
menggugah nurani,
menginspirasi semua yang tersentak sanubari,
seolah rindu rona reformasi yang dahulu dua dasawarsa pernah ada.
Tiap gerakan sosial people power ada momentumnya,
ada landasannya,
ada spirit sugesti yang lekat bersama rakyat.
Para milenial kaum reformis,
kini menapaki fase sejarah pergerakan,
tiap gerakan yang murni untuk kepentingan rakyat,
ada tuahnya.
Sejarah telah menyaksi:
transisi Orla-Orba 1966,
Malari 1974,
Orba-Reformasi 1998,
kini September 2019.
Otentik dan kemurnian perjuangan, mendobrak arogansi produk ayat regulasi yang mengatup aspirasi, nyaris mengalami kuldesak.
Buntu yang bertuah,
tuah yang melega,
demokrasi niranarki,
perjuangan nirpolitisasi,
senyum rakyat bagi harkat para kaum milenial.
Aroma reforma regulasi sepertinya tak lama lagi,
duhai legislator Senayan kita,
tolong dengarlah gerakan milenial nan menyentral,
untuk kebaikan dan kedamaian negara tercinta.
Mujaddid Muhas
Kamis sore
jelang petang,
26. 9. 2019.
0 Komentar