 |
| Berswafoto, Ketua LPAI, Seto Mulyadi, bersama Koordinator Bale Literasi, Satria Efendi. |
Mataram, suarabumigora.com - Tindak lanjut dari sosialisasi "Jam Main Kita" yang diselenggarakan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) bersama pemerintah provinsi NTB pada peringatan Hari Anak Nasional beberapa waktu lalu, berlanjut pada rencana kerjasama LPAI dengan pemda kabupaten/kota dan komunitas lokal.
Ketua LPAI, Seto Mulyadi, menyatakan kerjasama yang akan terbentuk ini, akan melibatkan pemda kabupaten/kota dan komunitas lokal dalam pelestarian permainan tradisional. Hal tersebut bertujuan agar anak-anak tidak mengalami ketergantungan terhadap gawai (gadget) serta menanamkan nilai kearifan lokal bagi anak-anak.
"Tindak lanjutnya, LPAI akan bekerjasama dengan pemda kabupaten/kota di NTB, dan menggandeng komunitas lokal yang bergerak di bidang permainan tradisional, seperti Bale Literasi," ungkap Seto, saat diwawancara tim liputan suarabumigora.com (19/7/2019).
Ia juga menjelaskan telah merekomendasikan kepada pemerintah pusat supaya permainan tradisional menjadi bagian dari kurikulum pendidikan K13, dengan tujuan anak-anak mengenal permainan daerahnya masing-masing.
"Saya sudah bicarakan hal tersebut bahkan dengan Presiden RI, Joko Widodo, agar permainan tradisional menjadi bagian dari kurikulum K13," jelasnya.
Di tempat yang berbeda, Koordinator Komunitas Bale Literasi (komunitas pelestari permainan tradisional Sasak), Satria Efendi, menyambut hangat rencana LPAI tersebut.
"Saya rasa ini adalah jalan terang bagi pelestarian permainan tradisional, khususnya Sasak, sejak 2015 lalu kami menunggu tindakan seperti ini dari LPAI atau pun pemerintah terkait," tuturnya.
Ia berharap, rencana kerjasama LPAI tersebut segera direalisasikan, agar eksistensi permainan tradisional tidak mati karena gawai. Di sisi lain menurutnya hal tersrbut merupakan tindakan positif bentuk pelestarian budaya. (cnk)
0 Komentar