Kegiatan membaca di teras baca Bale Literasi |
"Game digital dapat mengurangi intensitas hubungan sosial anak secara signifikan, sehingga diperlukan permainan tradisional sebagai solusi"
Gunungsari, Lombok Barat. Suara Bumigora - Menerawang aktivitas pelestarian permainan tradisional memang sangat riskan jika dihadapkan dengan fakta kemajuan teknologi yang disebut Era 4.0, Bale Literasi sebagai komunitas pelestari permainan tradisional pun merasa menghadapi tantangan yang semakin besar.
Bermain ular tangga |
Dikonfirmasi di kediamannya (5/3/2019), di Dusun Buwuh Desa Mambalan, Satria Erendi, Ketua Komunitas Bale Literasi ini mengaku sedikit kesulitan mengajak anak-anak untuk memainkan permainan tradisional. ia menyatakan, anak-anak cenderung memiliki minat tinggi terhadap permainan modern berbasis gadget. "anak-anak masih sangat terpukau dengan game digital sehingga perlu cara khusus untuk mengajak mereka bermain permaianan tradisional" ujarnya.
Lomba Menggambar |
Komunitas yang memiliki selogan "Play without gadget" ini mulai intens memainkan permainan tradisional sejak 2016 lalu, banyak permainan tradisonal yang dimainkan, seperti main Benteng, Loncat Karet, Petak Umpet, dan Selodor. Meski tidak memiliki lokasi bermain pengelola komunitas ini menggunakan halaman sekolah, sawah, dan kebun warga untuk bermain.
"Memainkan permainan tradisional tidak hanya mengejar sisi budayanya yang kolosal, tapi juga menanam pendidikan karakter bagi anak" jelasnya. Ia menjelaskan beberapa pembelajaran karakter yang dapat diperoleh melalui permainan tradisional, main Benteng misalnya, mendidik anak untuk bekerjasama dalam tim dan menanamkan rasa kecintaan terhadap bangsa dan tanah air.
Bermain Benteng |
Mengenai permainan digital, ia tidak menyangkal permainan tersebut juga memiliki dampak positif bagi kognisi anak, "namun yang perlu diperhatikan adalah dampak sosial game digital, game tersebut cenderung dimainkan sendiri oleh anak sehingga mengurangi interaksi sosial anak secara signifikan" tambahnya.
Menurutnya, selama ini Bale Literasi sudah mencoba beberapa hal untuk mengajak anak-anak mencintai permainan tradisional, namun tidak cukup dengan anak-anak, tapi kesadaran orang tua dan pihak-pihak terkait mutlak diperlukan.
Mendengarkan dongeng, dari Kerajaan Dongeng, Oleh Kuni Ismala (kiri) dan Istiqomah (kanan) |
"kami tidak hanya bermain, untuk menarik anak terkadang kami berdongeng, dan menyediakan buku-buku bacaan di perpustakaan mini Bale Literasi untuk anak-anak, sehingga anak-anak dapat mengakses buku di teras baca yang kami sediakan, meski sulit tapi ini harus dilakukan demi menjaga hubungan sosial anak-anak" pungkasnya. (Cank)
0 Komentar